"Bibi nanti tolong saya... Aakkk..
Jennie mengerang merasakan kepalanya serasa dihantam batu besar, ada yang meletus di dalam kepalanya saking sakit yang dia rasakan, tangannya berpegangan lemah pada meja makan dan tanpa dia sadaripun segala macam di atas meja itu sudah dia tarik turun seiring dengan tubuh yang jatuh ke lantai.
Pekik histeris dari Mbak Tik dan Nanik pun rasanya tak terdengar kala Jennie masih sangat sibuk dengan rasa sakitnya, pandangannya berputar dan banyak sekali carian yang keluar melalui hidungnya.
Dengan cekatan Nanik membopong tubuh majikannya menuju kamarnya, sementara Mbak Tik menelphone dokter Chan untuk datang ke kediaman Albani ini.
Sesekali Jennie berteriak, selebihnya meringis sakit yang tak tertahankan, buku tangannya memutih seiring dengan cengkraman keras dikepalanya, belum lagi bibirnya pucat pasi dan darah yang tak kunjung henti keluar dari hidungnya.
"Telphone bapak Nik"
"Iya Buk"
"Ja.. jangan.. dia lagi repot"
"Tapi Buk"