Sama dengan pagi sebelumnya, suara kicauan burung seakan memanggil tiada henti, hujan yang sudah reda namun masih meninggalkan suasana dingin nan sejuk, Senja membuka jendela kamarnya, menghirup rakus semua oksigen yang ada, dan tersenyum setelahnya.
Walaupun kehidupannya akan sangat membingungkan untuknya dia cukup puas dengan semua ini, walaupun menghadapi sikap sang Bunda yang tidak tertebak, berubah-ubah setiap saat.
Kemarin dia marah kepada Atta karena menganggap bahwa Atta adalah dirinya, tapi tadi malam malah sang Bunda yang menidurkannya hingga terlelap, jadi apa yang sebenarnya sang Bunda jadikan sebuah bahan kemarahan?.
"Kakak bangun Kak"
Nah itu suara sang Bunda.
Senja beranjak dari duduknya, membuka pintu dan tersenyum, setidaknya kepalsuan ini bisa sedikit membantunya. Jennie membalas dan dan menggenggam tangannya lalu menariknya kebawah menuju meja makan, ah iya ini sudah jam 7 pagi rupanya.
"Tumben Kakak telat bangunnya" tanya Atta.