Albani menghirup nikotin untuk yang pertama kalinya, setelah tidak lagi mengecap itu selama puluhan tahun lamanya karena dia saat ini hanya memiliki satu ginjal saja.
Tapi perkataan Jennie malam itu masih terngiang dikepalanya, belum lagi raut wajah Senja yang terlihat sangat amat kecewa.
Senja anak yang sangat dingin namun kemarin apa yang dia lihat, air mata itu turun tanpa suara isakan sama sekali.
Ucapan Senja yang lembut, menyuruhnya tak lagi mencarinya lagi nanti cukup menjelaskan betapa hancurnya perasaan putri sulungnya itu.
"Ngeroko gak bakal perbaiki keadaan malah bikin lo jadi sakit"
Irene mematikan rokok yang baru Albani hirup itu, Jennie baru saja tertidur, setelah meracau tidak karuan dan terserang demam yang cukup tinggi.
"Gue tau Jennie kecewa Ren, tapi dia gak pantes ngomong gitu, ada atau gak ada Senja"
"Iya gue ngerti, mungkin dia pengen dimengerti Ban, dia juga tertekan selama ini, dia yang paling terluka lo tau?"
