Pagi ini cukup berat untuknya, Jennie terbangun dengan kepala yang sangat amat berat, genggaman tangan Atthala dan sang suami masih setia melingkar di jarinya.
Tidak ada Senja, matanya sibuk menelisik kemana sang anak sulungnya berada, namun ingatan perkataannya yang menyakitkan itu kembali berputar di otaknya, bagaimana Albani memarahinya, bagaimana Atthala menatapnya tidak percaya.
"Sayang, hey kamu kenapa?"
"Mas, Senja mana Mas?"
Albani terdiam, genggaman pada tangan Jennie melemah seketika, dan pergerakan itu terekam jelas dalam tatapan wanita berpipi mandu itu.
"Mas... Aku...
"Biar Mas aja yang fikirin Kakak ya, kamu tidur aja istirahat, jangan jadiin ini beban, Mas janji bakal bawa Kakak balik"
"gimana aku bisa gak jadiin ini beban, ini semua salah aku Mas"
"Iya Mas tau, tapi pikirin diri kamu ya, pikirin anak kita"
"Mas aku gak mungkin...