Dingin, itu rasa pertama yang Atta rasakan, ruangan yang bahkan paling dia benci ini hadir lagi dalam pandangannya, lihatlah kedua orang tuanya tertidur disofa tunggu, belum lagi sang Kakak yang juga tidak kalah menggemaskannya meringkuk di karpet persis seperti anak kucing yang tidur melingkar.
Selang oksigen ini membuatnya jengah, kenapa dia harus terlahir dengan paru-paru yang bermasalah, dia tidak bisa menikmati apa yang harusnya bisa dia jalani dengan bebas.
Jam di nakas itu menunjukan pukul 1 dini hari, jangan katakan dia tertidur dalam waktu yang sangat lama, sampai dia tidak ingat sedikitpun kejadian pulang sekolah tadi.
"Haus" bisiknya.
Namun naluri seorang ibu sangatlah kuat, Jennie bahkan terbangun begitu saja, padahal suara Atta hanya bisa dia dengar sendiri, tapi lihat Jennie tak kalah tau apa yang anaknya inginkan.
"Lama banget anak Bunda pingsannya"
"Haus"
