Masih terlalu gila, kejadian yang dari malam sampai pagi menjelang itu berputar bak kaset rusak dikepalanya, belum lagi senyuman laki-laki itu yang tak pernah hilang dalam penglihatannya, hatinya bahagia, hanya itu yang dia tau.
"Buk ada meeting jam 10"
"Oh iya mana bahan yang harus saya pelajari"
"Ini dengan perusahaan pak Albani, mereka menyetujui beberapa model kayu yang akan kereka gunakan, dan ada tambahan model granit yang mereka butuhkan, bapak Albani ingin survey langsung bersama Ibu nanti setelah meeting"
"Loh bukannya bagian survey itu Irene?"
"Tapi pesan pak Albani maunya Ibu langsung yang menemani"
"Ya sudah kamu bisa balik lagi Wen"
"Baik Buk, 15 menit sebelum jam 10 saya akan kesini lagi mempersiapkan semua hal untuk Ibu"
"Ya udah makasi Wen"
"Sama-sama buk saya permisi"
Jennie memijit pelipisnya keras, kenapa lelakinya senekat itu, dia sudah tidak ingin lagi hubungan ini berlanjut karena akan menyakiti kedua buah hatinya.