Tetes demi tetes obat itu mulai menjalar ke tubuhnya, Laut tersenyum kala Senja masih dengan senantiasa memperhatikan nama obat yang suster itu suntikan ke dalam infus lelakinya, dan beberapa pil yang memang mereka siapkan untuk diminum setelah kemoterapi selesai.
"Kamu kepo banget sama obatnya?"
"Hmm, aku mau jadi apoteker, biar bisa racik obat yang lebih manjur buat sembuhin kamu dan Bunda"
"Bukannya kuliah itu lebih susah dibanding dokter ya?"
"Gak tau kan belum coba"
"Hmm, oh iya Bunda kamu gimana kabarnya?"
"Besok udah boleh pulang, dan ya sekeras kepalanya dia aja, Bunda malah merengek mau kerja"
"Dokter bolehin?"
"Boleh sih, selagi ingatan dia masih bagus, dan selagi gak kecapekan juga"
"Trus gimana?"
"Kayaknya aku harus nyari babysitter buat Bunda"
Laut tertawa mendengar pernyataan Senja, bahkan sang Bunda sudah berumur 33 tahun, kenapa bisa-bisanya Senja berfikir akan mencari babysitter untuk sang Bunda.
"Kenapa?"
