Ursilla menutup mulutnya tak percaya. Keadaan Lori yang berada di depannya sungguh dipenuhi kekacauan. Kesatria itu terlihat duduk meringkuk di atas kasur sambil menarik rambutnya dengan kuat. Lori juga beberapa kali bergumam dengan suara yang bergetar. Aura hitam mengelilingi tubuhnya, terlihat jelas bahwa dia sedang dikuasai oleh sihir kegelapan.
Ursilla menelan ludah gugup. Atmosfer di kamar Lori terasa dingin dan mencekam membuat bulu kuduknya berdiri. Dengan langkah hati-hati, Ursilla mencoba mendekati Lori. Telinganya berhasil mendengar gumaman Lori yang pikirannya kacau.
"Erin... J-jangan tinggalkan Kakak..."
"M-maaf... Maafkan Kakak yang terlambat memberikanmu permen kesukaanmu..."
"I-iblis itu... K-kenapa mereka membunuhmu padahal kamu tidak salah apapun..."
"E-Erin,... maafkan Kakak."