Yang Ursilla khawatirkan sekarang yaitu kejadian yang dialaminya sudah disusun sedemikian rupa oleh 'Pencipta' yang identitasnya masih tidak dia ketahui. Lalu, Ursilla juga tak tahu pasti apa tujuan 'Pencipta' jika memang benar 'Pencipta' yang merencanakan semuanya.
"Sistem sedang menjalani hukuman bukan tanpa alasan. Sudah pasti bahwa 'Pencipta' adalah sesuatu yang seharusnya tak diungkapkan padaku. Ada kemungkinan bahwa selain memodifikasi novelku, 'Pencipta' itu orang yang menciptakan sistem pengendali alur cerita."
Oh, ini sudah bukan lagi masalah sederhana! Jika memang benar semua kemungkinan yang ada dalam pikiran Ursilla, maka 'Pencipta' merupakan masalah terbesar! Jika kemungkinan bahwa 'Pencipta' dalang di balik semua kejadian yang menimpa Liera, maka rencana 'Pencipta' disusun secara matang dan sudah dipersiapkan dari jauh-jauh hari.
Pertanyaannya sekarang, kapan semua hal tidak masuk akal yang terjadi pada Liera dimulai? Sejak Liera mendapatkan ide cerita hingga menjadi novel berjudul Love to Ursilla? Saat munculnya haters yang membenci karakter dan alur dalam novelnya? Atau saat Liera membalas komentar mereka dengan makian?
Setelah dipikir-pikir, Liera merasa bahwa semuanya bisa menjadi penyebab yang membuatnya mengalami kejadian tak masuk akal. Ah, novel sampah yang dia ciptakan ternyata membawa bencana yang tak terduga! Sungguh menyebalkan saat Liera berusaha untuk tak memperdulikan hal-hal yang terjadi di sekitar, otaknya justru berpikir dengan keras tanpa bisa dihentikan.
"Argh! Menjadi pintar tidak selalu menyenangkan! Aku tidak bisa berpura-pura menjadi bodoh dan tidak tahu apapun padahal sebenarnya aku sudah mengetahui segala kemungkinan!" Ursilla menggertakkan gigi dengan napas yang sedikit tersendat karena menangis histeris beberapa saat yang lalu.
Tangan Ursilla memeluk leher Victor. Perasaannya kini sudah terkendali tidak seperti sebelumnya yang benar-benar terguncang akibat mengetahui hal yang tak terduga. Dengan Ursilla mengetahui kehadiran 'Pencipta', tampaknya dia tidak bisa lagi bertindak lengah seperti sebelumnya.
Kali ini, Liera akan serius dalam menjalani instruksi dari sistem. Sebagai penulis novel Love to Ursilla, Liera akan memerankan tokoh Ursilla dengan baik. Hal ini karena Liera tahu bahwa keberadaannya sedang diawasi melalui kontrol sistem. Yah, siapa yang tahu jika dia melakukan semuanya tanpa kesalahan, suatu hari 'Pencipta' akan menunjukkan berdiri di hadapannya.
Sudut bibir Ursilla terangkat membentuk senyum miring. Netra hot pink miliknya menggelap dengan pikiran yang dipenuhi sebuah rencana. "Aku tidak akan melawan untuk saat ini. Kita lihat, apa setelah memodifikasi novelku, 'Pencipta' membuat novelku menjadi lebih baik dari sebelumnya? Atau justru... lebih sampah dari novel aslinya?"
***
Malam hari di rawa-rawa yang ada pada Rainbow Garden, seperti biasa, Antares menghirup udara dingin di daratan. Setelah beberapa hari yang lalu berjumpa dan bahkan berinteraksi dengan manusia, Antares tak lagi melihat tanda-tanda keberadaan manusia tersebut.
"Dia tidak datang lagi?"
Antares melongokkan kepalanya dari balik batu besar yang menghalangi pandangannya dari gerbang masuk Rainbow Garden. Merman itu memandangi gerbang dengan manik mata biru safir dalam waktu lama. Ada kedatangan seseorang yang dia tunggu, tapi sepertinya semua tak sesuai harapan.
Antares bergumam sedih, "Kenapa dia tidak datang? Apa dia tak ingin bertemu denganku lagi?"
Sorot mata Antares meredup, sudah jelas bahwa Ursilla tidak datang karena tak ingin bertemu dengan Antares lagi. Sama halnya dengan merman dan mermaid lain yang hidup di Kerajaan Oceana, keberadaan Antares tak bisa diterima dengan tangan terbuka.
Semua merman dan mermaid berusaha menjauhi Antares seakan dia makhluk yang menjijikkan dan tidak seharusnya hidup berdampingan dengan mereka. Apa Ursilla juga merasa demikian setelah melihat wujud Antares?
Antares menyenderkan kepalanya di batu besar yang mengelilingi rawa-rawa. Bibir merah muda milik merman tersebut sedikit mengerucut. Sorot matanya yang polos dipenuhi kesedihan. "Apa yang dikatakan Kakek itu benar? Apa manusia tidak dapat dipercaya?"
Antares tidak mau mempercayai kata-kata kakeknya yang menganggap semua manusia tak dapat dipercaya. Menurutnya, Ursilla manusia yang berbeda. Ursilla bahkan mengetahui namanya dipertemuan pertama.
"Semua teman-temanku tidak ada yang memanggil namaku dengan benar. Hanya Kakek dan Silla saja yang menyebut namaku dengan baik." Antares mendadak teringat akan masa-masa yang dia habiskan ketika belum pergi ke daratan.
Dulu, Antares tidak tinggal di area terlarang Kerajaan Oceana, melainkan tinggal di istana kerajaan. Namun, banyak yang tak menyambutnya dengan hangat. Warga kerajaan selalu mengolok-oloknya terutama karena Antares merupakan satu-satunya merman setengah manusia di Kerajaan Oceana, apalagi salah satu dari keturunan kerajaan.
"Kau tidak lebih dari merman yang cacat! Sungguh menjijikkan harus hidup berdampingan dengan merman yang memiliki darah manusia yang kotor!"
"Kau benar-benar mengotori darah keluarga kerajaan! Bagaimana bisa Kerajaan Oceana yang indah harus memiliki keturunan yang memiliki darah makhluk rendahan?!"
"Menjauh lah dari kami! Lebih baik kau hidup saja di area terlarang bersama ibumu, si pembawa bencana ras kami! Huh, bagaimana bisa ibunya itu dulu jatuh cinta pada manusia?!"
"Ku akui bahwa manusia memang makhluk yang sangat memuaskan kami di musim kawin, dan menghasilkan bibit unggul. Tapi, sayangnya sekali rendahan tetaplah rendahan! Senikmat apapun saat aku seks dengan mereka, tetap saja tak ada yang pernah berpikir untuk jatuh cinta!"
"Kau bahkan tidak tahu malunya hidup di istana kerajaan padahal ibumu membawa bencana di Kerajaan Oceana!"
"Argh! Berhenti menghinaku dan Ibu!" Antares menutup telinganya, tak ingin mendengar lagi suara yang terngiang-ngiang di telinganya.
Napas Antares terengah-engah, tubuhnya gemetaran dengan mata yang berkaca-kaca. Itu kejadian 5 tahun yang lalu sebelum Antares memutuskan untuk tinggal di area terlarang bersama ibunya. Rasanya, jika mengingat perkataan mereka, Antares menjadi trauma.
Bagaimana bisa mereka bahkan terang-terangan mengatakan hal-hal intim di depannya yang waktu itu masih berusia 5 tahun? Sekarang, di usia Antares yang 10 tahun setidaknya sudah dapat memahami bahwa semua warga Kerajaan Oceana tak menginginkan kehadirannya sebagai merman setengah manusia.
Antares memeluk tubuhnya sendiri dengan air mata yang perlahan mengalir dari pelupuk matanya. "Memang apa salahnya jika aku berbeda dari yang lain? Apa itu hal yang benar-benar mengganggu?"
Air mata Antares jatuh ke dalam air dan mengeras membentuk sebuah mutiara berwarna biru safir yang tampak gelap. Beberapa mutiara yang terbentuk dari air mata merman yang menangis tersebut terjatuh di tepi rawa-rawa.
Antares terisak dengan bibir bergetar, tangannya berusaha menghapus air mata yang tak kunjung berhenti mengalir. Mutiara yang terbentuk dari air mata merman tersebut mulai terkumpul satu demi satu di tepi rawa-rawa sebab Antares menangis di tepi rawa. Ada beberapa mutiara yang jatuh ke dalam air dan tenggelam ke dasar.
Antares menggigit bibir bawahnya yang bergetar. "A-aku sangat takut karena tak ada yang benar-benar menginginkan kehadiranku. K-kakek bahkan tidak datang lagi ke gua setelah aku membuatnya marah."