"Aku tahu bahwa aku bukan orang baik. Selalu saja ada rasa dengki dan iri dalam hati pada kebahagiaan orang lain. Lalu, apa? Kamu ingin menyalahkanku yang pendosa ini? Memangnya apa yang aku dapatkan dari rasa iri yang aku miliki? Bukankah itu tidak mengganggumu sama sekali? Jadi, tolong... Janganlah mengatakan bahwa aku orang yang tidak bersyukur. Karena aku tidak bisa melakukannya saat aku merasa hanya ketidakbahagiaan yang ada dalam hidupku." (Liera)
***
"Putri, Anda sangat cantik seperti biasanya."
Sebuah pujian terlontar dari pelayan yang sebelumnya membantu Ursilla mengenakan gaun.
"Benar, Putri! Kecantikan Anda menyinari Kerajaan Victoria dan membuat anak seusia Anda maupun orang dewasa merasa iri!"
"Tapi, mereka harus menelan rasa iri mereka karena Yang Mulia Raja akan memenggal mereka jika mengatakan hal buruk tentang Putri Silla, hehe..."
Para pelayan mulai cekikikan dengan senyum yang menyeramkan. Ah, baik pelayan ataupun penguasa Kerajaan Victoria semuanya mudah sekali untuk mengeluarkan kata-kata yang merujuk pada kematian. Rasanya nyawa mudah sekali hilang di dunia yang antah berantah ini.
Ursilla tak menanggapi pujian para pelayan yang sedikit tidak waras. Semua karakter yang diciptakan oleh Liera memang tidak ada yang sempurna. Masing-masing memiliki kecacatan, itu karena Liera menumpahkan segala keinginannya yang tidak masuk akal pada novel ampas yang dia tulis.
"Cantik, Ursilla terlalu cantik."
Liera merasa iri melihat wajah Ursilla yang terlalu cantik melebihi wajah Liera yang sebenarnya. Rambut abu-abu dengan manik mata berwarna hot pink. Kulit seputih salju dan terasa lembut saat menyentuhnya. Sungguh perpaduan yang sempurna.
Kecantikan Ursilla tentu saja berasal dari Ursenna, yang memiliki surai perak dengan manik mata berwarna pink yang lebih terang dari milik Ursilla. Keturunan dari Kekaisaran Molden selalu mempunyai paras yang menawan dan memiliki daya tarik sendiri. Sehingga banyak yang berlomba-lomba untuk melamar gadis keturunan Kekaisaran Molden.
"Apakah sudah selesai?" Ursilla sedikit menoleh ke belakang untuk memastikan bahwa rambutnya telah selesai dihias oleh pelayan.
"Sudah selesai, Putri. Makanan akan segera diantar ke sini atau Putri ingin makan bersama Yang Mulia Raja dan Putra Mahkota?" Kepala pelayan menanyakan dengan nada hati-hati. Siapa tahu Ursilla akan menangis seperti biasanya karena selalu menanyakan perihal Victor dan Elias.
Mata Ursilla berbinar aneh, dia menyinggung senyum miring. Dalam hati Ursilla tertawa senang. "Aku tidak akan melewatkan kesempatan untuk mengagumi pria-pria tampan yang sudah aku ciptakan."
"Aku akan makan bersama dengan Ayah dan Kak Eli." Ursilla berjalan keluar kamar dengan tangan yang digenggam oleh Emma. Ursilla tidak ingin digendong oleh Emma. Siapa yang tahu jika Emma melakukan sesuatu pada tubuh Ursilla?
Di sepanjang jalan menuju ruang makan, Ursilla melihat sekelilingnya yang terlihat mewah. Berbagai macam pajangan dengan harga yang fantastis dan lukisan-lukisan pemandangan yang indah terpasang di Black Rose Palace.
Jika ingin makan bersama dengan Victor dan Elias, tentu saja mereka harus menuju Moon Palace, istana Sang raja. Ursilla terengah-engah setelah keluar dari Black Rose Palace dan akan menuju ke Moon Palace.
Itu wajar jika Ursilla kelelahan karena tubuh ini masihlah seorang anak yang akan berumur 6 tahun. Lagipula, Ursilla juga telah mengalami insiden yang membuat penghuni istana kacau balau.
"Aku ingin digendong..." Ursilla akhirnya menyerah, dia mengulurkan tangannya pada Kepala pelayan bukannya Emma yang merupakan pelayan pribadinya.
Tindakan Ursilla membuat ekspresi wajah Emma mengerut tak suka. Tapi tak ada yang menyadari perubahan raut wajah itu kecuali Ursilla. Kepala pelayan mengangkat Ursilla yang menggemaskan dan menggendongnya.
Ursilla melingkarkan tangannya di leher Kepala pelayan, matanya mengamati sudut Black Rose Palace yang terlihat sepi dan mempunyai aura yang suram.
"Di sana tempat Second Male Lead novelnya." Ursilla menimbang apakah dia harus ke tempat itu setelah makan bersama Victor dan Elias? Ataukah dia harus menghabiskan waktu bersama Elias karena Liera sangat ingin mempunyai kakak laki-laki.
"Hm, aku akan ke sana jika urusanku sudah selesai."
Ursilla akhirnya memasuki Moon Palace yang terlihat lebih megah dan mewah dari istana miliknya. Ini adalah istana penguasa Kerajaan Victoria. Tidak heran bahwa penampilannya sangat mewah. Tapi, saat memasuki istana lebih dalam, suasananya semakin mencekam membuat Ursilla mengeratkan tangannya di leher Kepala pelayan.
"Ssttt... Tenang, Putri. Jangan takut karena kami ada di sini bersama Anda." Tangan Kepala pelayan menepuk-nepuk punggung Ursilla yang menegang.
Ursilla menghela napas, suasana suram yang ada di istana pasti karena Victor bersikeras untuk mencari pelaku yang membuat Ursilla tidak sadarkan diri di taman. Walaupun sudah didiagnosis bahwa Ursilla hanya kelelahan dan kehilangan sedikit ingatannya karena mungkin terbentuk batu, Victor masih tidak percaya begitu pun dengan Elias.
Mereka akhirnya sampai di depan pintu besar yang terdapat ukiran-ukiran rumit namun terlihat bagus. Pintu ruang makan dibuka setelah melihat bahwa Ursilla lah yang datang.
"Ayah! Kak Eli!" Ursilla yang sudah turun dari gendongan, berlari menghampiri meja makan di mana Victor dan Elias sudah duduk.
"Silla, jangan berlari!" Elias menegur dengan tatapan yang sedikit tajam membuat Ursilla berhenti berlari lalu berjalan perlahan menuju meja makan.
Baru saja Ursilla akan duduk di kursi samping Victor yang duduk di tengah-tengah, Victor mengangkat tubuhnya dan mendudukkan Ursilla di pangkuannya. Liera, gadis yang sebenarnya berusia 16 tahun tentu saja merasa malu saat duduk di pangkuan pria tampan seperti Victor. Tapi, sesaat kemudian ekspresi langsung berubah drastis.
Liera tahu bahwa Victor ayah Ursilla, itu berarti ayah Liera juga sekarang. Tapi, ini bukan hal yang mudah untuk diterima Liera. Walau mulut Ursilla dengan mudahnya memanggil 'Ayah', sebenarnya hanya ada kekosongan saja dalam hatinya.
Liera menyaksikan langsung bagaimana ayahnya bersama wanita lain saat Liera, ibunya serta adik laki-laki Liera yang saat itu baru berusia 3 tahun memberikan kejutan dengan berlibur ke kota di mana ayahnya bekerja. Pemandangan mengerikan itu masih terbayang di kepala Liera. Sangat tidak mudah untuk dilupakan begitu saja.
"Turunkan aku!" Ursilla tanpa sadar mengeluarkan suara dingin membuat Victor tersentak.
Prang...
Elias yang mempunyai wibawa yang harus dijaga pun menjatuhkan garpu yang dia pegang saat mendengar ucapan dingin Ursilla yang begitu menusuk.
"Apakah Ayah membuatmu tidak nyaman, Sayang?" Victor mengelus rambut Ursilla, suaranya yang lembut tapi masih sedikit kaku membuat tubuh Ursilla gemetaran.
Ayah.
Satu kata itu membuat darahnya mendidih. Tangan mungil Ursilla terkepal erat sampai tubuhnya gemetar. Victor menyadari keanehan dari sikap Ursilla. Tangan besarnya membungkus kepalan mungil Ursilla dan mengelusnya dengan lembut.
"Hm, sepetinya Ayah membuat kesalahan sampai kamu marah, Sayang. Maafkan Ayah. Ayah adalah ayah yang terburuk." Victor mengecup puncak kepala Ursilla dengan sayang.
Victor mengira Ursilla marah padanya karena Victor tidak menghabiskan banyak waktu dengan Ursilla sebelum insiden saat di taman. Tentu saja Victor merasa bersalah atas kemalangan yang menimpa putrinya.
Ayah yang terburuk.
Kata-kata itu seketika membuat sudut bibir Ursilla berkedut. Jika Victor yang sangat setia dengan Ursenna dan bahkan tidak membenci putrinya yang membuat Ursenna meninggal secara tidak langsung, disebut sebagai ayah yang terburuk. Lalu, label apa yang harus Liera berikan pada ayahnya?
"Iya! Ayah yang terburuk! Ayah terburuk!"
Ursilla berteriak marah. Dia memukul-mukul dada Victor sambil meraung-raung merasakan kesedihan dan rasa sakit di hatinya. Ursilla menangis histeris di pelukan Victor. Tidak, ini bukan perasaan Ursilla, melainkan Liera.
Liera sangat iri dengan Ursilla yang memiliki ayah terbaik seperti Victor. Inilah mengapa sejak awal Liera mengatakan bahwa cerita Love to Ursilla dia buat dengan segala dendam yang ada. Liera dendam pada ayahnya, mengapa dia tidak bisa memperoleh kebahagiaan lengkap bersama sang ayah?!
Oleh karena itu, Liera ingin membuktikan setidaknya dia bisa bahagia dengan 'Ayah' yang dia ciptakan dalam khayalannya.