"Jika kamu mendapatkan kemewahan kenapa tidak dinikmati saja? Jangan mengeluh saat memiliki kemewahan tapi tak memperoleh kasih sayang. Itu karena kekayaan dan kasih sayang tidak selalu bisa berdampingan dan memperoleh keseimbangan. Kamu harus memilih mendapatkan kekayaan namun tak memperoleh kasih sayang, atau mendapatkan kasih sayang melimpah namun hidup kekurangan. Semua tergantung pada takdir dan pilihan hidup." (Liera)
***
"Hm.. sudah berapa lama aku tidak sadarkan diri?"
Liera yang sekarang menjadi Ursilla mulai mengerutkan keningnya. Kelopak matanya bergerak-gerak lalu terbuka sepenuhnya. Dia berusaha untuk duduk walaupun dengan susah payah. Sesuatu terjatuh dari dahinya, ternyata kain yang digunakan untuk mengompresnya. Sepertinya dia demam sehingga tidak sadarkan diri.
Ursilla mengamati sekeliling kamar, ada sebuah tali yang sepertinya terhubung ke luar kamar untuk memanggil para pelayan. Ursilla dengan ragu-ragu menarik tali tersebut, dan suara lonceng berbunyi cukup keras untuk didengar oleh orang yang ada di luar.
Para pelayan yang ada di luar kamar Ursilla segera masuk dengan membawa makanan untuknya dan barang-barang yang lain. Ursilla menatap para pelayan dengan canggung. Tatapan Ursilla menatap pada pelayan pribadinya yang menatapnya tanpa ekspresi.
Emma, pelayan pribadi Ursilla yang sudah berusia paruh baya. Sebenarnya, Emma pelayan pribadi Ursenna, Ratu dari Kerajaan Victoria yang sudah wafat setelah memberikan nama pada Ursilla. Emma akan diangkat sebagai kepala pelayan setelah Ursenna wafat karena dianggap berjasa pada mendiang Ratu Ursenna. Namun, Emma menolak dan menginginkan untuk merawat putri dari junjungannya
Tentu saja keinginannya dikabulkan oleh Victor dan Emma diangkat sebagai pelayan pribadi Ursilla. Tindakan Emma menuai banyak pujian di antara para pelayan dan nyonya bangsawan yang sudah sering bertemu dengan Emma di pergaulan kelas atas saat Ursenna masih hidup.
Akan tetapi, Ursilla, tidak, Liera sebagai pencipta dunia fantasi ini tentu saja tahu siapa itu Emma yang sebenarnya. Emma tidak lain adalah mata-mata keluarga Kekaisaran yang digunakan untuk mengawasi segala sesuatu tentang keturunan dari Kekaisaran.
Ursenna yang memiliki darah kekaisaran menikah dengan Victor yang saat itu masih menjadi Raja baru di Kerajaan Victoria yang sudah menjadi buah bibir para bangsawan. Ursenna dan Victor saling mencintai dan Kekaisaran Molden ingin mengikat Kerajaan Victoria.
Ursenna tidak bodoh, dia menyadari rencana jahat itu dan menolak permintaan keluarga Kekaisaran sehingga dia diusir setelah menikah dengan Victor. Sehingga Ursenna tidak diperbolehkan untuk menginjak wilayah Kekaisaran Molden. Tentu saja Ursenna tidak menyesali pilihannya. Namun, ketidaktahuan Ursenna tentang orang yang sudah dia anggap sebagai keluarga ternyata mata-mata keluarga Kekaisaran membuat Liera merasa simpati.
{ Kerajaan Victoria adalah sebuah kerajaan bebas karena tidak terikat dengan kekaisaran manapun dan bersumpah setia pada kekaisaran. Victor yang merupakan anak haram dari keluarga Kekaisaran Allen dibuang di jalanan dan eksistensinya tidak diterima di kalangan masyarakat. Dia hidup di jalanan layaknya sampah. Suatu hari, Victor mengetahui bakatnya pada keterampilan pedang ketika dia menemukan pedang kayu yang dibuang dari kereta kuda salah satu keluarga bangsawan. }
{ Setelah mengembangkan bakatnya sampai menjadi master pedang pengguna aura yang sudah sempurna pada usia 17 tahun. Banyak orang yang mengikutinya dan menggantungkan hidup mereka padanya. Mereka percaya pada Victor dan tak ragu untuk berperang bersamanya untuk memperebutkan wilayah. Mereka yang mengikutinya adalah masyarakat buangan yang berada di sudut wilayah Kekaisaran, baik Kekaisaran Molden maupun Kekaisaran Allen, dan orang-orang yang menginginkan kebebasan. }
Mengingat sosok Victor membuat Ursilla merasa bulu kuduknya berdiri. Yah, tidak buruk juga pria seperti Victor menjadi ayahnya. Setidaknya dia menyayangi anaknya dan merawatnya dengan tulus tanpa dendam akan kematian istrinya.
Hidup sebagai Ursilla, ya? Tidak terlalu buruk juga untuk dinikmati. Ursilla satu-satunya Putri Kerajaan Victoria, dan kakaknya, Elias juga Putra Mahkota. Belum lagi ayahnya, sang penguasa Kerajaan Victoria. Benar-benar latar belakang yang kuat dilihat dari sisi manapun.
"Emma..." Suara lemah memanggil Emma dengan nada yang tak bertenaga. Itu sangat bertolak belakang dengan keinginan Liera. Padahal Liera ingin memanggil Emma dengan nada kasar karena dia memiliki rencana licik di otaknya.
Liera sekarang menjadi penguasa dan orang yang benar-benar kaya. Memiliki banyak pelayan yang akan mengurusnya dari bangun tidur sampai tertidur lagi. Benar-benar kehidupan yang dia impikan. Oleh karena itu, Liera harus memanfaatkannya sebanyak mungkin sebelum dirinya mendapatkan penderitaan tiada akhir.
"Ada apa, Putri? Adakah yang bisa saya bantu?" Emma mendekat dengan senyum lembut. Semua orang pasti akan tertipu melihat wajahnya yang pandai sekali mengukir senyum palsu.
Sungguh memuakkan melihat orang menjilat kaki orang lain untuk memperoleh keuntungan.
"Siapkan air, aku ingin berendam." Ursilla bersandar di kepala ranjang sambil memejamkan matanya. Dia merasa lelah, hati dan pikirannya dipenuhi berbagai pertanyaan dan ketidakpercayaan.
"Baik, Putri. Saya akan menyiapkan air hangat untuk Anda. Biarkan pelayan lain membersihkan kamar Anda, Putri." Emma memasuki kamar mandi yang ada di kamar. Pelayan yang lain bergegas untuk membersihkan kamar Ursilla. Mereka sibuk pada pekerjaan masing-masing sehingga tidak ada yang memperhatikan apa yang dilakukan oleh Ursilla.
Ursilla menyentuh pergelangan tangannya dan merasakan denyut nadi yang masih berdenyut. Tangannya merambat ke dada kirinya dan merasakan tempat di mana jantungnya berada. Namun, kejanggalan terjadi, nadi Ursilla berdenyut tapi...
"Tidak ada detak jantung." Orang yang menghadapi situasi abnormal tersebut, tentu saja seharusnya berteriak histeris dan menangis tersedu-sedu. Mereka dalam keadaan hidup namun tidak bisa dibilang hidup juga.
Ekspresi Ursilla tenang tanpa terganggu dengan situasi abnormal yang dia hadapi. Ursilla, tidak, Liera tentu tahu situasi ini memang ada pada novelnya. Kondisi yang Ursilla hadapi sebenarnya akan diungkap pada pertengahan cerita di mana konflik mulai muncul secara beruntun untuk menyiksa Ursilla, female lead Love to Ursilla.
"Morgan sialan!" Ursilla memaki-maki Morgan, male lead bajingan yang Liera ciptakan. Sang Playboy tampan dan senang sekali menyiksa Ursilla dengan jeratan cinta. Dia bersenang-senang dengan wanita lain, padahal sudah mempunyai Ursilla sebagai kekasihnya. Morgan yang tahu bahwa Ursilla sangat mencintainya berlaku sesuka hati. Dia memanfaatkan rasa cinta tersebut untuk membuat kelakuan bajingannya tetap ditoleransi oleh Ursilla.
Kebenaran mengenai jantung Ursilla yang hilang tentu saja ada di tangan Morgan. Penyiksaan yang Ursilla dapat itu berasal dari jantung yang tidak berada pada tempatnya. Jantung Ursilla diambil saat insiden di taman. Jantung Ursilla yang merupakan keturunan Kekaisaran Molden ditempatkan pada kotak keabadian.
Ini... situasi yang tidak menguntungkan Liera. Tentu saja dia akan ikut merasakan penyiksaan yang diterima Ursilla jika tidak segera mendapatkan kembali jantungnya. "Aku akan mengambil jantungku kembali sebelum psikopat itu bermain-main dengan rasa sakit dari kesenangan memainkan jantungku."
Benar, Morgan memang bermain-main dengan jantung Ursilla yang berada di kotak yang dia pegang. Jantung Ursilla akan dia remas sesekali saat dia merasa bosan atau ingin melihat penderitaan pada Ursilla. Jantung yang diremas dengan kuat mengirimkan rasa sakitnya pada pemilik jantung. Itu benar-benar rasa sakit yang tidak ingin Liera bayangkan.
"Putri, semuanya sudah siap." Emma datang dari kamar mandi dan membantu Ursilla berjalan ke kamar mandi.
Ursilla berendam di bathtub yang membuat pikirannya rileks. Dia meminta untuk ditinggalkan sendirian di kamar mandi. Dia harus menenangkan pikirannya yang akan meledak.
Liera tidak bisa menerima situasi yang seperti mimpi indah saja. Menjadi female lead di novel yang dia tulis dengan dendam yang mendalam sehingga memberikan berbagai rasa sakit pada Ursilla. Itu sangat tidak masuk akal, dan yang lebih tidak masuk akal lagi Liera benar-benar merasa bahwa dia tidak sedang bermimpi.
"Ini terasa nyata untuk disebut mimpi." Liera menyentuh wajah kecil yang lembut. Tubuh yang dia tempati sangat rapuh setelah jantungnya tidak lagi berada di tubuhnya.
Mimpi indah yang terasa nyata. Tidak, itu bukan ungkapan yang tepat. Ini bukan mimpi indah, melainkan mimpi buruk yang terasa nyata mengancam nyawanya dan akan memberinya siksaan tiada akhir.
Tangan kecil yang mungil mencengkeram pinggiran bathtub dengan wajah yang penuh tekad. "Yang harus aku lakukan adalah menghindari penyiksaan dan hidup dalam kemewahan, hahaha..."