"Alice, sebentar lagi aku mau keluar sama teman. tolong, siapkan outfit untukku," ucap Devan sambil berjalan menuju toilet yang berada di dalam kamarnya. Kebetulan sekali, saat itu Alicia tengah membereskan kamarnya.
"Baik, Tuan," jawab gadis itu dengan kepala tertunduk. kemudian buru-buru dia berlari menuju lemari pakaian tuannya. Baru saja Alice berdiri dan memandangi isi dalam lemari tersebut, terdengar suara orang jatuh dari dalam kamar mandi.
"Bug!"
Seketika gadis itu terperanjat kaget. buru-buru dia berlari menuju kamar mandi.
"Alice!" teriak Devan dengan kencang sambil berusaha bangun dan memegangi pinggangnya.
"Ya, Tuan. Saya di sini," ucapnya sambil berdiri di depan pintu toilet. Dia terkejut dan langsung menutup mulutnya dengan kedua tangan saat melihat kalau majikannya jatuh. Alicia baru ingat kalau dia tadi masih belum menyikat lantai kamar mandi setelah ia menaburkan deterjen di atasnya.
"Ini kenapa lantainya licin dan banyak busa di atasnya?" tanya Devan sambil berusaha berdiri dan memegangi pinggangnya.
"Maaf, maafkan saya, Tuan. Tadi saya menaruh sabun di atas lantai. Baru mau saya sikat, lupa. Karena anda akan segera kembali, jadi saya pikir saya bersihkan dulu kamarnya agar rapi, dan bersih. Karena di atas sepreinya juga banyak noda." Gadis itu nampak sangat ketakutan sekali.
"Sudah berapa lama sih, kerja di sini, Lis?" umpat Devan kesal.
"Hampir tiga bulan, Tuan," jawabnya, dengan wajah yang kembali tertunduk.
"Sudah tiga bulan kenapa masih bego, aja kamu, hah?" ucap Devan sambil berjalan meninggalkan toilet di kamarnya. Ia akan segera mandi di luar saja. Saking emosinya, dan buru-buru, pria dengan pawakan tinggi, berkulit putih, dan memiliki sepasang mata yang selalu menyorot tajam serta rahang yang kokoh dan dadanya yang bidang, tanpa sengaja kakinya menabrak selang yang melintang sehingga ia pun terjatuh dan meninpa tubuh Alicia yang masih berdiri kaku di tempatnya.
Saking panik, dan groginya gadis itu tidak bisa berkata apa-apa. Jangankan bicara, melihat wajah Devan yang terlalu tampan saja Alicia tidak mampu. Rasanya ingin pingsan saja. Jika bisa. Tapi, sayang sekali. Sejak tadi dia tidak juga segera pingsan. Jadi, yang dia lakukan hanya menutup matanya erat-erat.
Devan segera berdiri. Ia takut nanti ada yang tiba-tiba masuk ke dalam kamarnya dan timbul salah paham. Padahal, jika difikir lagi, ngapain mesum di depan pintu toilet? Kan ada ranjang, walaupun masih berantakan. Atau, jika butuh sensasi yang berbeda, sekalian saja masuk ke dalam toilet.
"Ngapain merem segala? apa kau pikir mukaku seram? tenang saja. Aku tidak akan tertarik sama kamu," cetus Devan. Buru-buru dia pergi meninggalkan Alicia. Dia takut, jika terlalu lama menghabiskan waktu dengan gadis itu, dia tidak hanya apes dan ketiban sial terus. Tapi, juga ketularan begonya.
Tubuh Alicia tersentak kaget saat mendengar suara pintu dibanting keras dari luar. Takut ada korban susulan, gadis itu pun meninggalkan kamar yang masih berantakan tersebut. dia melanjutkan dulu menyikat kamar mandi. setelah itu, dia berlari keluar karena ketua pelayan memanggilnya.
"Alicia!"
"Iya, Kak!" jawab gadis itu. berlari tergopoh-gopoh keluar. sekalipun dia bukan majikan di rumah ini, tapi tidak ada satupun pelayan yang berani membantah. jangankan membantah, berkata tunggu sebentar saja tidak berani. Karena dia terkenal sangat kejam dan suka menindas. apalagi, jika seorang telah menyinggungnya.
"Iya, Kak," jawab Alicia dengan napasnya yang terengah-engah karena lelah setelah berlari.
"Tuan Devan kenapa mandi di luar?" tanya wanita itu dengan tatapan penuh selidik.
"Kamar mandinya masih kotor, Kak. belum Alice sikat lantainya." Gadis itu berusaha tenang. Sengaja tidak mengatakan yang sebenarnya, sebab jika sampai wanita rubah ini tahu, urusannya akan menjadi rumit dan runyam. selain Dia akan dihukum nantinya, pasti juga akan dilaporkan pada nyonya dan tuan besar.
Wanita itu diam mengamati Alice. lalu kemudian berkata, "Lalu bagaimana sekarang apakah toilet ya sudah bersih?"
"Iya, Kak. Sudah," jawabnya sambil mengangguk canggung.
"Tadi kulihat tuan muda tidak membawa pakaian ganti. sudah kamu siapkan apa belum? sudah cepat ambil dan antarkan ke kamar mandi, setelah itu silakan Kamu lanjut pekerjaanmu," jawab wanita itu. kemudian berbalik badan pergi.
Seketika Alicia pun bernafas lega. sebelumnya dia memang merasa takut kalau, kepala pelayan tidak hanya menanyakan sebab kenapa tuan muda mandi di luar tidak di dalam kamarnya saja. jika sampai tahu alasannya, dia berada dalam masalah. namun karena dia tidak menanyakan apapun, artinya dia aman.
"Tuan, ini pakaian ganti Anda saya letakkan di depan pintu," tariak Alicia dari luar. Awalnya, Gadis itu hendak meletakkan pakaian tersebut pada ganggang pintu. Tapi, urung ketika dia mendengar sahutan dari dalam sana.
"Tunggu sebentar, aku akan mengambilnya." Tak lama kemudian pintu sedikit terbuka dan sebuah tangan menjulur dari luar. Dengan segera Alicia meletakkan satu setel outfit yang terdiri dari celana jeans panjang dan kaus warna hitam pres body pada tangan itu dan segera pergi untuk melanjutkan membersikan kamar bosnya.
Meja dan nakas sudah dia rapihkan, tinggal ia membersihkan tempat tidur saja. Sudah menjadi permintaan tuannya, kalau sprei dan selimut di kamarnya harus diganti setiap 2 hari sekali. namun pertama-tama yang harus dilakukan sebelum mengganti seprei, dia membereskan benda-benda yang berserakan di atasnya.
Ada baju, celana kolor, ah, entahlah. gadis itu tidak tahu, seperti apa tuannya itu. jika di kata suka kebersihan kok ya ganti baju ditaruh di ranjang. walau lebih seringnya berserakan di kamar. Tapi, jika dikatakan sebagai pria jorok, sepertinya kurang tepat. Karena, dia benci jika kamarnya tidak rapi.
"Lice, siapkan sling bag-ku yang baru kebeli kemarin. masukan dompetku, kontak mobil dan kunci cadangan di dalamnya," ucap Devan sambil.
"Baik Tuan," Tidak mau kena omel lagi, buru-buru gadis itu mengambil tas dan memasukkan. dompet kunci cadangan dari dalam tas kerjanya. Tidak lupa juga kontak mobil yang tergeletak diatas nakas.
"Aku akan keluar dulu memakai sepatuku. jika itu sudah siap, segera antarkan ke depan ya?" perintahnya.
"Baik, Tuan," jawab Alicia sambil menunjukkan senyuman palsunya. Sebab dalam hati dia mengumpat, 'Dasar mentang-mentang kaya dan bos di sini nyuruh seenaknya saja. Sama-sama mau keluar, mbok ya ditunggu kenapa, sih? Toh ya sudah selesai, gini aja.' Gadis itu merasa kesal dan membanting sling bag tersebut di atas kasur.
Karena merasa kesal pada Tuan mudanya, sengaja Gadis itu tidak langsung mengantarkan sling bag tersebut pada sang pemilik. dia menunggu agar, Devan, majikannya berteriak dulu baru dia akan turun. Sambil menunggu gadis itu tidak diam melainkan membersihkan sesuatu yang berdesakan di sekitar ranjang.