"Katakan!" Pria itu berkata pada Sapta.
"Apa lagi yang ingin dikatakan? Bukankah kau sudah gagal? Apakah masih perlu berkomunikasi lagi? Apakah ada hal lain yang bisa aku komunikasikan denganmu? Ha ha ha!" Sapta tertawa liar, dia tidak memperlakukan pria itu sebagai satu hal.
"Kali ini, aku sangat tulus." Pria itu berteriak.
"Kamu memang sangat tulus, tapi memangnya apa hubungannya denganku? Pada saat ini, aku hanya melihatmu dengan acuh tak acuh, melihatmu yang begitu tulus sepanjang waktu, dan melihat konspirasi serta tipu dayamu datang, yah, memang begitu!" Sapta mengangguk dan berkata.
"Tapi, aku tidak punya konspirasi lagi, bukankah begitu? Aku sudah sangat tulus!" Kata pria itu.
"Tidak, tidak, tidak, kamu memiliki konspirasi, kamu telah berpikir dengan hati-hati, di dalam pikiranmu, di dalam hatimu, ada iblis yang tersembunyi!" Kata Sapta sambil menunjuk ke dada pria itu.
"Tidak ada iblis, bagaimana akan ada iblis?" Pria itu mengangkat bahu.