"Begitulah cara aku memikirkannya. Mengapa aku harus peduli dengan seekor semut sepertimu? Benar kan? Ketika kamu sudah merasa sangat membosankan di sini, saat itulah aku hanya akan menonton penampilanmu di sini, aku dengan acuh tak acuh akan menonton mulai sekarang, ayo kita lihat seberapa hebat kamu bisa bermain? Teruslah bermain seperti ini asalkan kamu bisa senang!" Sapta mengangguk dan berkata.
"Anak muda, kamu jangan melakukannya lagi dan lagi, kamu dengan sengaja menyinggung perasaanku, kan?" Tanya Sudirman.
"Begini, ada milyaran orang di dunia ini. Mengapa aku tidak memprovokasi orang lain saja? Karena orang lain tidak datang kepadaku dan berteriak, lalu jika kamu yang datang dan berteriak di depanku, apa yang bisa aku lakukan? Hah? Aku juga sangat sengsara, dan aku juga sangat tidak berdaya. Aku hanya bisa menindas kamu dengan seperti ini. Aku sebenarnya ingin menindas orang lain, tetapi jika mereka tidak datang, bukankah aku tidak bisa melakukannya?" Kata Sapta.