"Hei, apakah aku harus berlutut untukmu atau bagaimana?" Teriak pria itu pada Sapta.
"Kamu berlutut untukku? Kemarilah, berlutut dulu. Aku juga masih belum tentu akan memaafkanmu, tapi jika itu memang sikapmu, kamu bisa berlutut. Jika kamu memiliki sikap yang benar dan ikhlas melakukannya, kemungkinan aku akan memaafkanmu masih sangat besar, um, begitulah." Kata Sapta kepada pria itu.
Tangan pria itu mengepal, dia gelisah, panik, giginya terkatup, dan dia dalam suasana hati yang buruk, inilah situasinya pada saat ini. Bagaimana dia akan melakukan?
"Apa ada masalah?" Tanya Sapta.
"Aku memang melakukan sesuatu yang salah, aku tahu, memangnya kenapa?" Tanya pria itu.