Saat sepasang kekasih itu telah singgah, dua cangkir kopi hangat menjadi teman untuk berbincang. Mereka tengah duduk di sudut ruang di yang berada di ujung. Malam ini pelanggan tak terlalu banyak, hanya para mahasiswa yang sepertinya baru pulang dari kelas malam atau orang-orang berseragam kantor yang mungkin baru pulang lembur. Itu pun tidak sampai lima belas orang dan terhitung sedikit untuk ukuran ruang kafe sebesar itu.
Sesaat setelah menyesap kopinya Edward mulai membuka pembicaraan dengan berkata, "Davin dan Mirabel yang membuat kita bertiga bertemu. Pertemuan itu bukan hanya kebetulan semata." Ia menghela napas saat membayangkan sebuah foto yang dikirimkan oleh Kimmy pada sekretarisnya.
Febiana mengernyitkan dahi. "Kenapa kamu berhenti menjelaskannya?" tanyanya.