Pukul sebelas malam, seharusnya Edward sudah terlelap. Namun lantaran mendengar bel pintu yang berbunyi tiba-tiba, pria itu terpaksa membuka matanya. Ia menghela napas dan sedikit mendesah kecewa. Ia merasa sang tamu datang sebagai penganggu, tetapi apa boleh buat, pintu itu harus segera dibuka.
Meski malas dan terkesan mau tidak mau, Edward tetap turun dari ranjangnya. Ia merentangkan tangannya ke atas, kemudian menguap. Lelah terasa, tetapi apa mau dikata, seseorang telah mengganggu waktu tidurnya.
Sesampainya di hadapan sumber suara, tangan Edward langsung terulur. Ia membuka kenop pintu itu. Tak berselang lama, tempat untuk masuk dan keluar tersebut sudah menganga. Dan ternyata ....
"Ha-halo, selamat malam."
Edward tertegun, matanya menatap lekat wanita yang ada di hadapannya itu. Sesaat ia terkesiap, tetapi tak lama kemudian ia merasa sangat senang. Namun, karena pertengkaran yang belum selesai, Edward masih berusaha untuk menjaga sikapnya.
