Setelah berada di dalam satu mobil, Febiana yang memegang kendali setir justru urung untuk melajukan kendaraan itu. Ia menatap Edward dengan ekspresi datar, tetapi lambat-laun menjadi dingin, sinis, dan menyeramkan. Namun, wajah ayu yang tengah marah itu sama sekali tidak membuat Edward merasa gentar, melainkan gemas.
Febiana yang menyadari bahwa Edward tidak terpengaruh dengan gurat kemarahan di wajahnya, lantas menghela napas. Detik berikutnya, ia menundukkan kepala. Dan tak lama kemudian, ia langsung menyerang pria itu menggunakan tinju keras yang tertuju pada perut sixpack milik Edward.
"Auh!" Edward terpekik, merasa sakit dan sesak. Bogem Febiana juga membuatnya sangat terkejut. "Nona?"
"Diam!" bentak Febiana, kemudian kembali menyerang Edward dengan sebuah cubitan. Sangat keras. "Kamu bisa, 'kan, bertindak lebih tegas pada wanita itu? Kenapa justru membuka kesempatan? Membahas sesuatu hal berdua, apa itu, hah?! Makan siang bersama?! Oh! Rasanya aku ingin marah!"
