Mentari yang dinanti telah terbit. Sayup terdengar, keramaian kendaraan beroda empat di luar sana. Burung-burung camar pun berkicau, turut andil dalam menyemarakkan suasana pagi ini. Lalu, di rumah besar peninggalan Atmaja Diraja, keramaian para pelayan juga terdengar. Sembari membersihkan semua sudut rumah sesuai bagian masing-masing, mereka melanjutkan lagu sesuai selera masing-masing.
Rumah itu semakin lama rasanya semakin hangat saja. Padahal yang menghuni hanya Edward dan Febiana, selebihnya para pelayan rumah tangga. Situasi semacam ini tidak pernah terjadi di masa kedudukan Edwin Aditya dan Madam Trisia. Terutama Madam Trisia yang membenci semua kebisingan, tanpa terkecuali suara dendang para pelayan, yang ia anggap sangat buruk dan mengganggu.