"Clara?" Davin gagal dalam melakukan rencananya untuk segera pergi dari hadapan pintu kamarnya.
Mungkin karena suaranya yang cukup lantang tadi ketika sedang berdebat dengan Arvin, sehingga Clara bisa menyadari akan keberadaannya. Kehadiran Clara dari balik pintu kamar itu pun sukses membuat tubuh Davin langsung terpaku. Apalagi saat mendapati wajah Clara yang sangat kacau, juga berhasil menciptakan rass iba di dalam hati Davin.
"Sayang ...?" gumam Clara dengan lirih ketika menyebut nama suaminya. Lalu, bulir bening air matanya kembali meluruh dan menodai kedua pipinya. Hati Clara yang tercabik-cabik setelah mendengar kabar tak sedap, kini semakin semakin perih ketika mendapati Davin yang seakan tidak ingin melihatnya. Padahal pria itu sudah pulang ke rumah tersebut.