Hari berikutnya. Siang hari yang panas, Edward mengundang Clara untuk menemuinya di sebuah kafe ternama. Awalnya, adik ipar yang sangat membencinya tersebut enggan dan menolak tawaran pertemuan. Namun Edward tidak kehabisan akal. Dengan menggunakan beberapa ancaman dan juga hadiah, akhirnya Clara bersedia untuk menemuinya di kafe yang telah menjadi tempat kesepakatan.
Tidak perlu diragukan lagi, sudah pasti Clara akan memasang wajah super masam untuk menyambut kedatangan sang kakak ipar. Sebenarnya bukan semata-mata hanya karena hadiah atau karena takut pada ancaman yang diberikan oleh Edward Sinclair. Clara memiliki tujuan lain, sehingga ia bersedia untuk bertemu dengan Edward.
Clara menghela napas sesaat setelah melihat Edward menarik salah satu kursi, tepat di hadapannya. "Apa Kakak sedang mempermainkanku? Dengan sengaja datang terlambat dua puluh menit dari waktu yang sudah dijanjikan?" tanyanya dengan ketus.
