Davin bertemu dengan Clara tepat di garasi mobil, rumah besar milik orang tua mereka. Mereka berdua yang baru turun dari kendaraan masing-masing, lantas saling melayangkan tatapan. Bukan sebuah pandangan rindu, tetapi muak. Bagi Clara yang sudah ditinggalkan hingga beberapa hari, tentu saja perasaan itu sudah membesar bagaikan Danau Toba.
"Dari mana saja kamu, Davin?! Sering menginap di rumah teman, meninggalkan anak istrimu, lalu tiba-tiba pulang dengan wajah berantakan seperti itu?" Clara berucap dengan segala macam amarah yang sudah meluas di dalam dirinya. "Jelaskan padaku, Dav!"
"Apa sih, suami baru pulang sudah diteriaki begitu?" Davin berusaha mengabaikan kemarahan istrinya dan mencari cara untuk menghindari sebuah perdebatan.