"Hahaha!" Febiana tergelak sembari menatap alat tes kehamilan yang saat ini berada di atas telapak tangannya. "Mana mungkin, jangan ngaco ah! Aku hanya masuk angin biasa. Tidak mungkin tiba-tiba hamil, yang benar saja!"
"Ayolah, Nona Febiana. Kamu bisa mencobanya terlebih dahulu, bukan? Lagi pula alat itu gratis, pemberian dari sekretarismu ini," sahut Feline agak memaksa. "Siapa yang tahu rezeki itu sudah menjadi milikmu."
Kali ini Febiana terdiam, setelah usai menghentikan gelak tawanya. Dilihatnya alat tes kehamilan itu dengan lekat. Ada kebimbangan yang menyusup ke dalam hatinya, sehingga ia menjadi sangat gusar antara mengikuti saran dari Feline atau tidak sama sekali.