Dua sekretaris itu sudah duduk di sofa yang berbeda, demi memenuhi panggilan dari atasan mereka. Febiana selaku sang tuan sekaligus atasan, lantas menghela napas. Debar jantungnya terdengar kian keras. Ia tidak bisa menyangkal, jika perasaannya saat ini sedang bergemuruh, seolah mampu mengobrak-abrik sisa ketenangan.
Rasa kasihan-lah yang Febiana tujukan pada suaminya. Sosok Edward Sinclair yang pasti akan menuai akibat dari ulah adiknya sendiri. Selain dua rasa berikut malu dan iba, Febiana harus bertahan ketika prihatin juga sukses menggerus keyakinan di dalam hati. Kondisi Mirabel memang lemah, meski secara kasat mata wanita hamil itu tampak baik-baik saja. Namun Febiana tahu, Mirabel menderita sendirian ketika terpaksa menyimpan benih dari suami orang.
