"Jaga dirimu baik-baik ya, Sayang. Aku akan pulang lebih dulu, karena ternyata istriku jauh lebih tangguh, termasuk kedua sekretarisnya."
"Iya, aku akan jaga diri. Terima kasih dan ... aku akan mengusahakan pekerjaanku di sini selesai lebih cepat."
"Amin ... mm, soal Mirabel?"
"Aku akan mencarinya dan bertanya apa maunya, sekaligus berusaha membantunya. Sebab jika dia benar-benar hamil, janin yang ada di dalam rahimnya juga akan menjadi keponakan iparku, Edward."
"Aku minta tolong padamu ya."
"Iya, tentu saja."
"Terima kasih. I love you."
"I love you too."
Beberapa penggal percakapan itu terjadi beberapa hari lalu, antara Edward dan Febiana. Saat di mana Edward akhirnya menyerah perihal dua rencananya yang ditentang oleh Febiana dan Rio. Ia bertolak ke Indonesia menggunakan maskapai langganan, di kelas eksekutif bersama Ibnu—sang sekretaris.