Febiana baru keluar dari kamar mandi, tubuhnya pun masih terbalut dengan sebuah handuk kimono. Sementara, ia berjalan, tampak di matanya Edward Sinclair masih terpejam di atas ranjang.
Senyum Febiana mengembang, kala kedamaian menyusup ke dalam hatinya. Menatap Edward di kota ini, bersamanya. Lalu pagi hari yang dingin, dengan secangkir kopi, pasti akan menambah kenikmatan suasana itu.
"Sayang? Tak bisakah kamu bangun sekarang juga?" tanya Febiana sesaat setelah duduk di tepian ranjang, termasuk berada di dekat suaminya.
Edward hanya berdeham, tak juga membuka mata. Pria itu tampak lelah. Entah sejak kapan berada di Berlin, Jerman, Febiana masih belum tahu. Namun wanita itu beranggapan jika suaminya tersebut mungkin masih diserang jetlag.