Febiana membantu Edward menutup kancing baju dengan cekatan. Sebuah senyum pun tampak terulas manis di wajahnya yang ayu, setelah belakangan ini sering bertampang muram. Sikapnya yang begitu menawan, sukses membuat jantung Edward menjadi berdebar-debar.
Akan tetapi, sayang, wajah Febiana yang sudah semakin cantik berkat polesan beberapa riasan, membuat Edward tidak bisa sembarangan memberikan kecupan. Dan jika sampai nekad, Febiana pasti akan marah besar.
"Kenapa melihatku, terus? Apa aku seperti pisang bagimu?" celetuk Febiana yang berangsur malu karena tatapan netra biru milik suaminya itu.
"Hei, hei! Memangnya aku monyet?" tukas Edward, kemudian tersenyum. Dan saat Febiana hendak melepaskan jemari dari pakaiannya, ia bergegas mencengkeram pergelangan tangan istrinya itu. "Kamu cantik. Rasanya seperti melihatmu pertama kali, seperti saat itu," lanjutnya.