Feline habis marah-marah. Hanya wanita itu yang berani mengomel pada seorang CEO di mana tempatnya bekerja. Pasalnya, sudah jam sepuluh siang, Febiana baru saja datang. Oleh sebab itu, meeting-meeting penting hanya dihadiri oleh Feline sebagai perwakilan. Dan ada beberapa berkas yang menjadi terbengkalai di atas meja Febiana tanpa tersentuh sama sekali.
"Maafkan aku, Feline," ucap Febiana sembari menundukkan kepala. Kedua jemarinya saling mengusap satu sama lain. "Aku ada urusan penting di rumah!"
Feline menghela napas, kemudian berangsur melipat kedua tangannya di bawah dada. "Urusanmu pasti berkaitan dengan suamimu, Febi. Aku tidak mengerti kenapa kalian kerap seperti ini. Sejak masa pacaran kalian lho, aku yang harus repot. Well, kamu memang atasanku. Tapi, ada banyak pekerjaan yang memerlukan dirimu, bukan aku yang hanya sebagai sekretaris pribadimu ini, Nona," omelnya.