Sore hari sebelum malam ini.
Arvin dan Edward bertemu. Sepasang kakak beradik itu ingin membicarakan seputar Davin dan terutama rencana si Sinclair nomor dua itu. Rumah kayu di mana Febiana juga berada di sana menjadi pilihan tempat paling aman. Bahkan, mata-mata Javier tidak akan mengetahuinya.
Edward belum berani membuka suara sebelum istrinya ikut bergabung, sementara wanita itu masih saja berkutat di dalam kamar. Entah apa yang Febiana lakukan sampai selama ini. Jujur saja Edward ingin menyusul, tetapi apa daya keberadaan Arvin membuatnya enggan berbuat nakal.
"Kak," ucap Arvin memulai pembicaraan.
"Iya?" jawab Edward.
"Soal Mirabel, bagaimana Kak Edward tahu kalau wanita itu sedang menguji Kakak?"
Edward tersenyum, tetapi hanya sudut kiri bibirnya saja yang tertarik ke atas. Ia menatap Arvin seperti sedang meremehkan. Dan mendapati sikap Edward, tentu saja Arvin langsung mendengkus.
