Usai melakukan pernikahan yang sederhana, Devan mengangkat tubuh Mila ala bridal style menuju kamar utama.pesta pernikahan yang telah Devan siapkan tak urung di lakukan. mengingat kondisi saat ini, tidak mungkin melakukan acara pesta. Devan yang melihat pegerakan musuh yang mulai terang-terangan menyerangnya, terlebih identitas Mila sebagai kekasihnya yang telah tercium musuh membuatnya menikahi Mila lebih cepat dari waktu yang sudah Devan rencanakan. permasalahan Nenek yang telah menjodohkannya dengan cucu dari Herman membuatnya semakin bertekad.kedudukan istri sah tidak akan dia berikan pada siapapun selain Mila. Devan meletakan Mila di atas tempat tidur berlahan tubuhnya berada di atas tubuh Mila, Devan mencium bibir Mila yang semakin lama semakin dalam, hingga mereka kekurangan oksigen. ciuman turun ke leher jenjang Mila dan memberi gigitan kecil di belakang telinga. Mila yang mulai terbuai permainan Devan tanpa sadar mendesah, membuat Devan semakin bergairah. tangan Devan berkeliaran di seluruh tubuh Mila hingga terhenti di dua gundukan kenyal, Devan lama bermain disana, lidahnya menghisap puting yang mengeras, Devan melepas gaun pengantin yang masih menempel di tubuh Mila, terlihat tubuh Mila yang putih mulus, Devan menelan ludahnya dengan susah payah, tubuh mulus Mila membuatnya semakin bergairah. dengan susah payah Devan berbisik di telinga Mila.
"Sayang aku menginginkannya Sekarang, apa kamu bersedia?" dengan menahan hasratnya yang menggebu, Devan meminta izin pada Mila, dia tidak ingin melakukan tanpa persetujuan dari Mila sekalipun kini telah menjadi istrinya.
"Lakukanlah. sekarang kamu adalah suamiku, sudah menjadi kewajiban ku melayanimu suamiku." setelah mendapat izin dari Mila, Devan kembali melumat bibir Mila, tangannya meremas dua gundukan milik Mila, membuat Mila kembali mendesah. puas bermain disana Devan menulusuri perut Mila dengan lidahnya, tak ketinggalan Devan meninggalkan tanda kepemilikan di sekitar leher, dada dan perut Mila. lidahnya kembali menelusuri bagian sensitif milik Mila yang masih tertutup celana dalam. Devan melepas celana dalam yang menutupi area pribadi mila.pemandangan yang menakjubkan terpapang di depan matanya, tidak menunggu lama Devan mencium milik Mila dan, memberikan gigitan kecil disana, hingga tubuh Mila menglinjang.
"Sssttt...Dev " tubuh mila semakin menglinjang saat lidah Devan bermain di area miliknya.
"Dev..a aku aachh Devan..." tubuh Mila bergetar hebat saat mencapai pelepas pertama. Devan menghisap cairan cinta milik Mila hingga habis, manis itulah yang di rasakan Devan.
dengan gerakan cepat Devan melepas pakaian yang masih menempel di tubuhnya. Mila menatap tubuh atletis milik Devan. perutnya yang kotak-kotak berlahan tangan Mila meraba dada Devan membuat devan mendesah.
"Sayang aku sudah tidak tahan, ini akan sakit sedikit apa kamu bisa menahannya?" Devan memandang wajah Mila yang terlihat sedikit berkerut.
"Lakukan Dev, aku akan menahannya " meski merasa takut namun Mila tidak mungkin menolak permintaan Devan. Setelah mendapat persetujuan dari Mila, Devan mulai memberikan rangsangan agar mengalihkan perhatian Mila dari rasa sakit, berlahan Devan memasukan miliknya yang berdiri tegak. sempit itulah yang di rasakan oleh Devan, tak berapa lama. Devan berhasil memasukinya, melihat Mila menitikkan air matanya membuat Devan merasa bersalah.
"Buka matamu sayang liat aku, jangan kamu gigit bibirmu. gigit pundakku sayang"Devan melumat bibir Mila agar meredakan rasa sakit pada bagian bawahnya. berlahan Devan memaju mundurkan miliknya, hingga gerakannya semakin cepat, mendengat desahan keluar dari bibir Mila, membuat Devan mempercepat gerakannya hingga terdengar suara desahan panjang dari bibir mereka.
"Devan sayang...aaachhh...ssstt aku tidak kuat lagi aacchh" tubuh Mila kembali menglinjang bertanda mencapai orgasme.
"Sayang aku ju..ga..aaachhhh..." erangan panjang mereka mengakhiri pertempuran panjang mereka.Devan menjatuhkan tubuhnya ke samping, menarik tubuh Mila kedalam dekapannya.
"Terima kasih sayang, sudah menjaganya untukku "Devan mengecup pucuk kepala Mila. Devan bersyukur menjadi yang pertama untuk Mila. mereka saling berpelukan dalam keadaan polos. Devan merasakan bagian bawahnya kembali tegang namun melihat raut kesakitan pada Mila, membuatnya tak tega. namun pergerakan tubuh Mila semakin membuat Devan tersiksa hingga berujung pertempuran lagi hingga pagi.
Devan yang terbangun lebih dulu menatap wajah istrinya yang masih terlelap, sungguh dirinya sangat mencintai Mila gadis cantik dengan kesederhanaan. melihat pergerakan tubuh Mila, Devan kembali memejamkan matanya.
"Sssttt.. aagghhhh " Mila meringis saat akan berjalan. bagian bawahnya yang terasa nyeri, membuatnya kembali terduduk.
"Sayang apa masih terasa sakit?" Mila hanya menganggukkan mengiyakan perkataan Devan, dia tidak memungkiri jika bagian bawahnya benar-benar terasa sakit jika berjalan.
Devan melihat anggukan dari Mila segera bangkit dan mengangkat tubuh Mila.
"Aaahhh..Dev turunkan aku?" Mila yang kaget karena ulah Devan dengan cepat mengalungkan tangannya pada leher Devan. sampai di dalam kamar mandi Devan mendudukan Mila di pinggir Bathub, dengan cekatan Devan mengisi Bathub dengan air hangat, Devan memandikan tubuh Mila hingga selesai.
"Sayang mau makan apa ?"Usai dengan ritual mandinya Devan duduk di samping Mila, memandangi wajah cantik sang istri.
"Dev kamu tidak kekantor?" Mila menatap Devan yang merapikan rambutnya yang masih basah.
"Apa ada pengantin baru bekerja hhm ?" Devan mengedipkan sebelah matanya. membuat Mila tersenyum menahan malu.
"Genit..'
"Tapi kamu suka kan hahaa.. aagghhhh sakit sayang" Devan meringis saat Mila menyubit pinggangnya.
"Sayang bagaimana kalau kita makan disini saja?"
"kita turun Dev "
"Apa sudah tidak sakit lagi?" Devan memperhatikan wajah Mila yang memerah saat di tanya apa masih sakit.
"Kenapa kamu tersipu sayang, jangan seperti ini jika kamu tidak mau kena sangsi ?"
"Ee! sangsi apa maksudmu Dev ?"
"Tidak!! Dev" Devan semakin menggoda Mila yang terlihat semakin memerah.
"Dev aku lapar "
"Baiklah ayo kita turun " mereka keluar dari kamar menuju ruang makan, terlihat seorang pelayan senior menyiapkan makan siang. karena mereka terbangun tepat pukul dua belas siang.
"Selamat siang nyonyah " para pelayan menyapa nyonyah mereka dengan serentak. Mila yang terkejut karena mereka berjejer menyapanya, Mila menatap sang suami yang di balas dengan gelengan kepala.
"Selamat siang juga, tolong bersikaplah seperti biasa dan apa kalian pelayan baru ?"
"Tidak sayang mereka pelayan yang biasa bekerja disini hanya saja Mereka akan datang bergilir " jawab Devan agar Mila tidak curiga pada mereka. yang sebenarnya adalah pengawal khusus untuk menjaga Mila keahlian mereka yang tidak di ragukan lagi diantara mereka adalah penembak jitu, saat ini mereka berperan sebagai pelayan di kediaman Devan. agar memudahkan mereka menjaga Mila.
"Baiklah selamat bekerja kembali dan perkenalkan namaku Mila, tolong bersikaplah biasa jangan pernah menganggapku sebagai nyonyah kalian tapi saudara kalian "
"Baik nyonyah "mereka dengan serentak menjawab, Mila hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan mereka.