Saat ini mereka sudah berada di dalam mobil menuju kantor, berapa kali Devan meminta hubungan mereka di publikasikan anggar mereka tau bahwa Mila kekasih dari pemilik perusahaan. namun lagi-lagi Mila menolak, itu yang membuat Devan marah.
" Dev apa kamu marah, tunggulah sebentar lagi setelah itu aku akan menuruti semua kemauanmu "
" Kenapa tidak sekarang Mila?? "
"Apa kata mereka jika seorang OB kekasih sang Presdir, aku tidak ingin sikap mereka berubah setelah tau aku kekasihmu "
" Baik...terserah denganmu tapi berjanjilah hanya sebentar. "
" Aku berjanji...." Perjalanan mereka hari ini benar-benar membuat senyum mereka tak lepas Mila yang bersikap manja. membuat Devan bahagia mobil mewah milik Devan memasuki parkiran khusus.
" Aku pergi dulu.." pamit Mila pada Devan.
" Hanya berpamitan??? " Mila mengerti akan maksud sang kekasih, dengan gerakan cepat Mila mengecup bibir Devan.
namun dengan gerakan cepat Devan melumat bibir Mila. ciuman yang awalnya hanya kecupan menjadi lumatan, berlahan Mila membalas ciuman Devan hingga Mila kehabisan oksigen. Devan melepas ciumannya nafas mereka saling memburu.
" Ilove You sweety "
" Love you too..."
Mila keluar dari mobil Devan dengan langkah cepat memasuki gedung, saat berada di lobby tanpa sengaja berpapasan dengan Maya sekertaris Devan.
" Seorang OB siang begini baru datang, kalau tidak merangkak di tempat tidur Presdir itu mungkin!! " Sindir Maya saat mereka berjalan kearah life khusus karyawan.
" Ooohhh...pantas saja, Risti sampai di pecat gara-gara menegur dia menjijikan. Presdir benar-benar sudah buta, bisa-bisanya belain perempuan murahan seperti dia " salah satu teman Maya menimpali.
" Apa tidak ada pembahasan yang lain selain membicarakan orang lain "
" Ooh..sekarang beraninya ya!! "
" Kenapa aku harus tidak berani pada kalian ?"
" Lancang kamu!! aku sekertaris tuan Devan dan aku pastikan kamu di pecat dari sini "
" Lakukan jika itu bisa!! atau sebaliknya kamu yang akan di pecat oleh Tuan Devan " dengan sikap santainya Mila meninggalkan Maya dan temannya yang semakin kesal atas perkataan Mila.
" Maya bukankah kamu menyukai Tuan Devan kenapa tidak kamu rayu dia, aku yakin Tuan Devan tidak akan bisa menolak pesonamu '
" kamu benar Ayu aku yakin bisa mendapatkan Tuan Devan " mereka merencanakan bagaiman caranya agar Maya mendekati Devan, senyum kelicikan terpancar dari mereka.
Mila sudah sampai di pantry, namun tidak menemukan Lusi ataupun Ricky.
" Mila.."
" Bu Mita ada apa..?"
" Apa kabarmu, saya dengar kamu telah di culik ?"
" Iya Bu, tapi Bu Mita tau darimana ?"
" Tuan Devan, beliau ingin kamu tidak melakukan apapun Mila. saya harap kamu menuruti apa yang di katakan oleh Tuan Devan Mila "
" Apa Devan..."
" Iya Mila tuan Devan menceritakan semuanya padaku, termasuk melamarmu semalam "
" Bu Mita tolong jangan katakan apapun pada mereka biarkan seperti ini aku tidak ingin mereka berubah padaku "
" Kamu wanita yang baik Mila, tidak salah Tuan Devan mencintaimu "
" Kalau begitu saya permisi Bu Mita saya harus mengantar kopi untuk tuan Devan "
" Oke Bu boss Mila..."
" Bu Mita.."
Mita tak berhenti menggoda Mila. terlihat wajah Mila merah karena malu.
Selesai membuat kopi Mila bergegas keruangan Devan, terlihat Maya sang sekertaris menatapnya dengan sinis.
Mila mengentuk pintu, tak berapa lama terdengar suara dari dalam.
Mila mendorong pintu, terlihat Devan yang tengah menatap laptopnya, tanpa menyadari sang kekasih yang masuk ke ruangannya.
" Sayang..." Mendengar suara sang kekasih Devan dengan cepat menolehkan kepalanya.
" tadi kamu panggil aku apa sayang..."
" Tidak ada siaran ulang..."
" Untukku pengecualian.."
Devan menarik tubuh Mila sehingga terjatuh di pangkuannya. Mila terus memberontak.
" Dev... Bagaimana kalau ada yang tiba-tiba masuk.
" Tidak akan ada yang berani masuk tanpa seizin ku.."
" Tapi Dev...ini di kantor "
" Apa kamu lupa siapa pemiliknya ?" mendengar apa yang di katakan Devan, Mila hanya mendengus. Devan kembali menatap Mila kali ini lebih intens, wajah mereka saling mendekat bahkan tanpa jarak. Devan mencium bibir Mila semakin lama semakin dalam, bibir mereka saling mencecap hingga terdengar pintu di buka dari luar membuat mereka melepas ciuman.