hari hari berlalu tanpa terasa seminggu sudah Jenni berada di luar negeri. Paris kota tujuan Jenni ada apa dan apa tujuannya Jenni kesana hanya Jenni yang tau.
di tempat yang berbeda Mila yang sibuk mengerjakan semua tugas rumah, meskipun keringat mengalir deras di tubuhnya namun tak dihiraukannya yang terpenting bagi Mila semua tugasnya selesai sebelum orang tuanya kembali.
" akhirnya selesai juga " senyum merekah di bibir manis Mila yang berwarna merah alami. jika tugas rumah selesai dengan cepat itu artinya Mila bisa belajar tanpa ada ganguan. namun hanyalah tak seindah dengan faktanya, setelah Mila keluar dari kamar mandi terdengar suara mobil sang ayah memasuki pekarangan rumah itu artinya. gagal sudah impian indah Mila.
" Milaaaaa.....!!!" baru turun dari mobil sang mama memanggil Mila dengan suara yang lantangnya.
" iya ma " nafas Mila yang tak beraturan karna berlari dari kamarnya yang ada di belakang. lebih tepatnya kamar Mila terpisah dari rumah utama orang tuanya.
" keluarkan semua barang yang ada di bagasi dan letakan di kamar mama ingat jangan coba coba kamu menyentuhnya ingat jangan menyentuhnya !!!!" ucapan sinis sang mama seakan Mila.
" baik ma..." jawaban singkat Mila. setelah meletakan barang belanjaan sang mama Mila bergegas pergi kekamarnya namun baru berapa langkah suara yang mama terdengar.
" buatkan mama kopi." perintah sang mama.
" iya ma " dengan cepat Mila pergi membuatkan kopi untuk sang mama. dan meletakan di atas nakas.
" ma, pa apa salah Mila, apakah Mila bukan anak kalian kenapa kalian sangat membenci Mila. apa Mila anak yang tidak di harapkan hiks hiks hiks " suara tangisan Mila yang mengantar hati bagi siapapun yang mendengarkan nya namun tidak dengan sang mama. namun di sudut lain ada sepasang mata melihatnya penuh kepedihan " maaf " suara sangat pelan yang hampir berbisik. tak lama kemudian sosok itupun pergi dari tempat persembunyian nya dengan sejuta luka di dada tanpa seorang pun yang tau.