Chereads / Antara Cinta Dan Dendam / Chapter 47 - 47. Kehidupan Baru.

Chapter 47 - 47. Kehidupan Baru.

Kehidupan Zahra di desa terpencil tidak membuatnya kesulitan untuk beradaptasi, dengan lingkungan sekitar. seperti pagi ini dirinya menemui Seseorang Yang baru di kenal tidak, seseorang. ''Erna aku pergi dulu, tolong kamu jaga putraku dengan baik.'' kata Zahra. ''tentu Zahra, kamu juga hati-hati di jalan.'' ucap Erna, setel kepergian Zahra, Erna kembali kedalam dimana Al yang masih tertidur. ' Tuhan jagalah Zahra dimanapun berada, dia adalah wanita yang baik. dia adalah wanita terhebat yang pernah aku temui, Tuhan jaga Zahra untuk kami. berikan kebahagiaan yang untuknya.' kata Erna dalam hati. di tempat yang tidak jauh dari desa yang Zahra tinggali, lebih tepatnya ada tempat wisata yang terlihat indah dan banyak pengunjung d wisata pemandian air panas. Zahra menemui pemilik toko yang lokasinya tidak jauh dari wisata. ''Selamat pagi pak, ibu. saya Zahra. yang kemarin mengubungi ibu.'' Kata Zahra. dirinya harap cemas melihat wajah sang istri yang menunjukan ketidak sukanya pada Zahra. ''OH.... ternyata kamu Zahra yang kemarin menghubungi saya, kemarin juga bu Laras juga menghubungi ibu.. duduklah maaf nak, sikap ibu yang sedikit galak.'' Kata ibu pemilik toko yang akan Zahra beli. '' Zahra duduklah.'' Zahra duduk di hadapan ibu pemilik toko. ''Bagaimana Zahra apa kamu berniat untuk membeli koko ibu.'' Kata ibu pemilik toko. ''Iya ya bu, saya berniat untuk membelinya.'' Kata Zahra dengan lembut. ''Oke Zahra, ini surat-suratnya kamu tanda tangani di sini dan di sini.'' Kata pemilik toko pada Zahra. satu jam Zahra melihat tokonya yang akan ia gunakan untuk memulai usaha di lokasi wisata. Zahra menatap hamparan hijau di hadapannya. ' Tuhan jagalah, aku dan keluargaku, biarkan kami hidup dalam ketenangan seperti ini. aku tidak ingin bertemu dengan siapapun yang berhubungan dengan masa laluku. biar kami seperti ini. jangan lagi engkau hadirkan mereka padaku.' Kata Zahra dalam hati. tidak berapa lama ia berdiri dan membersihkan toko yang akan ia gunakan untuk membuka usaha. dua jam Zahra berkutat dengan sapu dan dan ember.

"Akhirnya selesai...." Kata Zahra. menatap toko yang kini terlihat bersih dan rapih.

"Selamat siang?" Kata seseorang yang berada di belakang Zahra.

"Siang, apa bisa saya bantu?" Kata Zahra.

"Begini, saya sedang mencari penginapan. bisakah mbak ini bantu saya?" Kata pria berbadan besar. Zahra yang berfikir sejenak.

"Maaf, taun. saya kurang paham. coba tanyakan pada toko yang sebelah sana. mereka pasti tahu." kata Zahra, yang mengarahkan pria itu pada toko yang tidak jauh dari tokonya.

"Kalau begitu terima kasih mbak." Kata pria itu sebelum pergi. yang hanya di angguki oleh Zahra.

Setelah Zahra menyelesaikan semuanya, waktu yang menunjukan pukul dua siang dan tokonya belum terisi apapun. Zahra yang mencari mobil untuk membawa barang dagangannya namun hingga sore, tidak ada satu mobil yang Zahra temui.

"Nak Zahra!" Panggil wanita yang menganggapnya sebagai Putrinya.

"Ibu Laras..." Zahra mendekati, Laras yang datang dengan seorang laki-laki muda tinggi.

"Nak, bagaiman taiko ya, apa kamu menyukainya?" Kata Laras.

"Ya, aku menyukainya. Emm... Bu Laras mau kemana?" Kata Zahra saat melihat Laras yang berpakaian sangat rapih.

"Oh! ibu baru pulang dari balai desa Nak. oh ya Nak. kenalkan anak ibu. namanya Chris." Zahra menyambut uluran tangan Chris.

"Zahra." Kata Zahra.

"Chris." Mereka saling berjabat tangan. Zahra yang lebih dulu melepas. Zahra kembali menutup tokonya.

"Zahra, kenapa tokonya masih kosong?" Kata Laras.

"Emm ... itu Bu, Zahra belum mendapatkan mobil untuk membawa barang-barang kemari." Kata Zahra.

"Kenapa tidak bilang sama Ibu Zahra, kebetulan Chris dengan libur sampai besok. biar nanti Chris yang membantumu." Kata Laras, dengan lembut.

"Tapi Bu, apa tidak merepotkan mas Chris?" Kata Zahra yang merasa tidak enak hati harus merepotkan orang lain.

"Tidak sayang, sama sekali tidak merepotkan. kamu tidak perlu sungkan. ya sudah sebaiknya ambil barangnya sekarang biar besok tinggal kita rapikan." Kata Laras, yang antusias saat melihat kegigihan seorang Zahra.

"Baik, Bu terima kasih." Ucap Zahra.

"Zahra, biarkan ibu yang di sini kamu pulanglah bersama Chris, ambil semua barang-barang kamu oke!" Kata Laras.

"Ya, terima kasih." Kata Zahra, mengikuti langkah Chris yang menuju mobilnya. Zahra duduk di kursi belakang membuat Chris mendengus kesal.

"Aku bukan sopir. duduklah di depan!" Kata Chris dingin.

"Eh! maaf." Zahra duduk di kursi depan samping Chris.

Setelah menempuh perjalanan kurang dari tiga puluh menit, mobil Chris memasuki desa tempat tinggal Zahra.

"Rumah kamu yang mana?" Kata Chris dingin.

"Depan belok kiri." kata Zahra dingin, Chris menatap Zahra yang hanya diam menatap jalanan. 'Aneh, tadi lembut banget bahasanya sama ibu. kenapa sekarang seperti gunung es.' Gumam Chris dalam hati.

"Aku akan membantumu." Kata Chris.

"Mama...." Panggil Al saat melihat Zahra datang.

Chris menoleh saat anak laki-laki yang tampan berlari mendekati Zahra. 'Mama, jadi gadis ini punya anak punya suami?' kata Chris dalam hati.

"Sayang.... bagaimana harimu Nak?" Kata Zahra lembut. tawa mengisi teras rumah sederhana Zahra, saat Al yang menghindar Zahra yang menciumnya tanpa henti.

"Mama... sudah lepas, Al geli.. hahahaha.."Zahra menghentikan ciumannya saat teringat jika ia tidak sendiri.

"Maaf, sayang sama Aunty Erna ya." Kata Zahra.

"Zahra, apa kamu akan membawa barangnya sekarang?" Zahra menganggukkan kepala mendengar pertanyaan dari Erna.

"Zahra, dia Siapa?" Tanya Erna, saat menyadari kehadiran Chris.

"Oh! dia putranya Bu Laras. namanya Chris." Zahra kembali merapikan barang-barang yang akan dia bawa ke toko, dan menaruh kedalam mobil.

"Zahra apa masih ada yang tertinggal?" Kata Erna yang kini berada di samping Zahra.

"Tidak ada, Eran aku pergi dulu jaga Al." Ucap Zahra sebelum masuk kedalam mobil.

"Zahra tunggu!!!" Zahra menghentikan langkahnya dan berbalik pada Erna.

"Ada apa Erna?" Zahra mengerutkan keningnya saat melihat Erna yang mengunci mobilnya dan mendekatinya.

"Kamu mau kemana Erna?"lanjut Zahra.

"Aku akan ikut denganmu? aku tigak akan membiarkan dirimu bekerja sendiri. biarkan Al bermain ya." Kata Erna dan tanpa menunggu jawaban dari Zahra dirinya telah duduk di dalam mobil. Zahra mengikuti duduk di dalam mobil kini bukan hanya Zahra yang berada di di samping Chris tapi juga ada Al bersama mereka.

Chris yang menatap sekilas wajah Al yang sangat tampan namun tidak mirip dengan Zahra. mungkin ia mirip ayahnya. tiga puluh menit mereka telah sampai di toko milik Zahra, Erna Yang membantu mengeluarkan barang-barang yang berada di mobil ke toko. Laras yang melihat Al bersama Zahra, membuatnya sangat bahagia bagaimana dirinya yang bermain bersama Al, hingga malam hari dan Zahra telah menyelesaikan semuanya. dan bersiap untuk pulang.