Chereads / Antara Cinta Dan Dendam / Chapter 18 - 18 Positif Hamil

Chapter 18 - 18 Positif Hamil

Keesokkan harinya Bi Rima sudah ada di kamar Zahra. melihat kondisi Zahra entak kenapa hatinya sangat perih.

" Nah Zahra bangun.."

" Bi Rima.."

Bu Rima terenyuh melihat wajah cantik Zahra, kini berubah pucat tubuhnya semakin kurus. pandangan matanya kosong.

" Nak Zahra apa yang terjadi padamu ?" Zahra mengabaikan pertanyaan Bi Rima.

" Bi bisakah Zahra minta tolong "

" Katakan Nak apa yang bisa Bibi lakukan "

" Bi tolong belikan Zahra Test peck " Bi Rima tersenyum sebenarnya Bi Rima menyadari jika Zahra kemungkinan hamil terlihat tubuhnya yang lemas dan napsu makannya yang jauh berkurang.

" Baiklah Bibi akan membelinya. apa ada yang ingin kamu makan nak ?"

" Tidak ada Bi, Zahra hanya ingin tiduran "

"Baiklah Bibi akan pergi dulu " Rima pergi untuk membeli apa yang di inginkan Zahra.

' Semoga dengan kehamilan nyonyah Zahra bisa meluluhkan hati Tuan Brian '

Di ruang kerja tubuh Brian yang lemas dan kepalanya yang terasa pusing, membuatnya tidak bisa melakukan apapun. sudah lima kali Brian keluar masuk kamar mandi hanya mengeluarkan isi perutnya.

' Ada apa denganku kenapa begini, penyakit apa yang aku derita '

Dengan tubuh yang lemas Brian mengambil ponselnya di atas meja. menghubungi Beni sang asisten. setelah menghubungi Beni tubuh Brian ambruk di atas lantai

Tidak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu.

Tok...tok..

Setelah dua kali mengetuk pintu Beni memasuki ruang kerja tuannya. terlihat tubuh Tuannya yang tergeletak di atas lantai dengan cepat Beni mengangkat tubuh Tuannya di atas sofa.

Ben menghubungi Dokter pribadi keluarga Brian. lima belas menit kemudian sang Dokter yang tak lain sahabatnya datang dan mengecek tubuh Brian.

" Kapan dia pingsan Ben ?"

" Sekitar dua puluh menit, bagaimana kondisinya apakah perlu kita ke rumah sakit ?"

" Tidak perlu sebentar lagi dia sadar "

" Ben ada yang ingin aku tanyakan padamu... ?"

" Jika yang kamu tanyakan soal wanita yang dinikahi Tuan, silahkan tanyakan langsung. saya tidak punya wewenang untuk menceritakan padamu "

" Ben kita sudah bersahabat sejak kecil, kenapa kamu..."

" Tapi Brian bosku kamu tau itu "

" Apa yang kalian bicarakan hha..."

" Lihatlah Ben bosmu baru sadar sudah pasang wajah menyebalkan seperti itu "

" Katakan aku sakit apa ??"

"Selamat sebentar lagi kamu akan menjadi ayah "

" Aapaaaa....!!!"

"Katakan yang jelas. apa maksudmu aku akan menjadi seorang ayah !!?"

"Katakan berapa lama kamu mengalami gejala seperti ini ?"

" Tiga Minggu yang lalu "

" Kalau aku tidak salah gejala yang kamu rasakan ini, biasa terjadi ketika seorang istri sedang hamil, atau di sebut morning sickness, sebaiknya kamu kedokter kandungan Karena ini bukan bidangku "

" Ben katakan pada bosmu untuk menjaga istrinya, aku yakin dia juga merasakan hal yang sama "

"Baiklah aku akan pergi perutku sangat lapar. Ben ini belilah vitamin untuk Brian "

Ben menerima secarik kertas dari Rian. dan pergi untuk membeli vitamin untuk bosnya. tinggal mereka berdua di ruang kerja Brian.

" Jika kamu tidak menginginkan mereka. aku siap menerimanya "

" Brengsek... apa yang kamu katakan tadi hha "

" Aku tau niatmu menikahi Zahra. Brian dia wanita baik-baik dan aku pastikan kamu akan menyesal telah melukainya. "

"Tau apa kamu tentang Zahra bajingan ?"

" Hahaha.....Brian Brian. aku memang tidak tau apapun tentang Zahra tapi aku tau kalau dia wanita yang baik dan tak sepantasnya kamu melakukan ini padanya. aku yakin suatu saat nanti, kamu akan menyesali perbuatanmu padanya, dan di saat itu aku yakin Zahra tidak akan memaafkanmu "

" Dia pantas mendapatkannya "

" Tidak. dia tidak bersalah Brian "

" Keluar kamu dari sini!!!"

"Aku akan pergi. tapi ingatlah kata-kataku Brian Zahra tidak pantas kamu perlakukan seperti ini "

" Aaarrggghh....siall "

' Nek apa yang akan Zahra lakukan, orang yang membunuh Nenek telah memberi benih dalam rahimku bahkan sekarang dia tumbuh di dalam sana hiks..hiks.. Zahra lelah Nek '

" Nak Zahra ada apa kenapa kamu menangis ?"

" Bi Rima Zahra takut, bagaimana jika Zahra benar-benar hamil ?"

" Kita coba cek dulu ya " Bi Rima memberikan Zahra Test pack dan menyuruhnya pergi kedalam kamar mandi.

Zahra mengikuti apa yang di katakan Bi Rima, jantung Zahra berdetak lebih cepat. dengan rasa cemas Zahra menunggu hasil dan alangkah terkejutnya Zahra melihat hasilnya yang bergaris dua. berlahan air mata luruh dengan derasnya.

Entah seperti apa Zahra menggambarkan perasaan saat ini, antara kesedihan dan kebahagiaan bercampur menjadi satu. berlahan tangannya meraba perutnya yang masih rata.

"Nak tumbuhlah dengan sehat disana, ibu akan menjagamu "

" Nak Zahra..." suara Bi Rima terdengar cemas.

" Iya Bi..."

"Apa yang terjadi Nak, kenapa kamu lama ?"

Ceklek...suara pintu terbuka Bi Rima tersenyum melihat Zahra keluar dari kamar mandi.

" Bagaimana hasilnya Nak? " Bi Rima melihat wajah Zahra yang hanya diam, pandangannya mengarah tangan Zahra yang masih memegang alat kehamilan. berlahan Bi Rima meraih alat dan melihat hasilnya.

" Positif Nak... selamat ya sebentar lagi kamu akan menjadi seorang ibu "

Diluar sana sepasang telinga mendengarkan apa yang mereka katakan wajahnya berubah memerah , kemarahannya telah sampai di ubun-ubun.

'Aku pastikan anak itu tidak akan terlahir kedunia ini '