Chereads / Antara Cinta Dan Dendam / Chapter 17 - 17 Ingin makan rujak

Chapter 17 - 17 Ingin makan rujak

Sepanjang jalan menuju restoran pikiran Brian tidak karuan ada rasa senang dan benci. bagaimana mungkin Wanita yang sangat dia benci justru hamil anaknya.

Tanpa terasa perjalanan mereka telah sampai. Brian yang diam membuat sang asisten merasa heran.

" Tuan Brian sudah sampai "

"Eh! "

Brian tersadar dari lamunannya. dengan cepat keluar dari mobil dan melangkah dengan lebar memasuki restoran. dia tidak ingin sang kekasih menunggu lebih lama lagi.

Jesi yang melihat Brian memasuki restoran dengan cepat menghambur kepelukan Brian. saat akan mencium tiba-tiba Brian memalingkan mukanya.

" Sayang... kenapa kamu menghindar saat aku ingin menciummu? "

"Ini di tempat umum Jesi. "

" Memangnya kenapa? bukankah kita biasa melakukannya..!?"

" Jesi sudahlah, aku cape '

" Maaf sayang, seharusnya aku tidak melakukannya.."

" Ya sudah kita makan yaa, perutku sangat lapar.."

Brian mengambil pisau dan garpu untuk memotong steak, saat akan memakannya tiba-tiba perutnya terasa mual, Brian bergegas ke toilet, dan memuntahkan isi perutnya. hingga membuatnya lemas.

" Sayang...kamu kenapa? "

" Aku tidak tau mungkin masuk angin "

"ayo kita makan, pasti kamu belum makan "

mereka kembali ke meja, lagi-lagi perut Brian seperti di aduk-aduk sehingga Brian dengan cepat berlari ke toilet lagi.

Jesi yang melihat Brian berlari ke toilet semakin merasa iba. sehingga Jesi memesan air hangat untuk Brian.

" Sayang bagaimana apa sudah baikan "

" Sudah, Jesi kita tunda dulu makan malam ini, kita pulang sekarang."

"Baiklah..." dengan berat hati Jesi mengikuti Brian keluar dari restoran. Terlihat Benni sang asisten sudah berdiri di dekat pintu mobil. dengan cepat membukakan pintu untuk sang Tuan.

" Ben..Carikan aku rujak super pedas "

" Sayang..kamu kan gak bisa makan pedas bagaimana bisa kamu mau makan pedas sayang...??"

" Entahlah saat ini aq ingin makan pedas "

Ben sang asisten mencari ke swalayan akhirnya dapat. tanpa menunggu lagi Brian memakannya hingga abis tanpa sisa bahkan sambalnya ikut tandas.

mereka sampai di kediaman Brian. mereka turun dari mobil Jesi bergelayut manja di lengan Brian.

Brian mengantar Jesi kekamar tamu, Jesi yang tidak ingin Brian pergi dengan cepat memeluk tubuh Brian.

" Sayang..aku menginginkanmu "

"Tidurlah.. hari ini aku sangat lelah, masih ada waktu untuk kita melakukannya. "

" Tapi Brian.."

" Istirahatlah.."

Brian pergi dari kamar Jesi menuju ruang kerjanya. entah kenapa dirinya sangat menginginkan Zahra malam ini.

' Tidak aku tidak membutuhkan wanita sialan itu aku sangat membencinya, bahkan aku ingin membunuhnya '

Brian memejamkan matanya hari ini sungguh melelahkan.

Di kamar tamu Jesi yang kesal atas penolakan Brian membanting semua barang yang ada di atas meja riasnya.

"Apa mungkin mereka pernah melakukan? bukankah gejala Brian itu seperti orang ngidam Aarrggh...ini tidak mungkin..Brian tidak akan menghianatiku..!!!???"

" Aku tau siapa yang bisa aku tanyakan mengenai ini!!"

Jesi mengambil ponselnya di dalam tas menghubungi seseorang. dengan cepat ia menekan nomor dalam ponselnya tak lama terdengar suara seorang di seberang sana.

" Jesi tumben menghubungiku, apa kamu mau melakukannya lagi? "

" Ada yang ingin aku tanyakan padamu?? "

" Apa yang ingin kamu tanyakan?? apa kamu sedang mengandung..? "

" Atau kamu akan melakukannya..?? "

" Berhenti berbicara yang tidak-tidak padaku!! "

" Hahaaa....kamu semakin menggemaskan jika sedang marah.."

" Berhenti tertawa atau aku akan matikan!! "

" Baiklah..katakan apa yang ingin kamu tanyakan ?"

" Apa seorang istri yang sedang hamil, suaminya ngidam?? "

" Hahaha...apa kamu sedang hamil dan Brian yang ngidamnya ?"

"Tugasmu hanya menjawab pertanyaanku bukan balik

bertanya!!! "

"Baiklah... sebagian orang ada yang seperti itu ada juga sebaliknya, jadi jika temanmu atau Brian yang ngidam itu artinya istrinya sedang hamil "

"Apa Brian mengalami hal yang kamu tanyakan padaku ?"

" Tidak. bukan Brian..."

"Ya sudah aku hanya ingin bertanya soal itu " tanpa menunggu jawaban Jesi dengan cepat memutus sambungan teleponnya. dia bergegas kekamar Zahra, namun pengawal yang berjaga di sana melarang Jesi masuk.

" Apa kalian tidak tau siapa aku hha!!! "

" Nona Jesi ini permintaan Tuan Brian. kami tidak berani membukanya. maaf sebaiknya nona Jesi kembali ke kamar!! "

"Apa Brian ada di dalam??"

" Tidak ada nona "

Jesi meninggalkan kamar Zahra dengan kesal dan menghentakan kakinya.

Di dalam kamar. Zahra yang merasakan tubuhnya lemas tak bertenaga, berusaha untuk meraih gelas yang berada di atas nakas, dalam sekali tengguk air di dalam gelas tandas.

' Ada apa dengan tubuhku kenapa selemas ini, tidak seperti biasanya aku seperti ini, apa mungkin. dengan tubuh gemetar Zahra mengamati kalender yang berada di atas meja rias yang di siapkan oleh Bi Rima '

Dag..Dig..Dug

Jantung Zahra berdetak lebih cepat, dengan tangan bergetar Zahra mengambil kalender dan alangkah kagetnya saat melihat tanggal. berlahan tubuh Zahra mundur kebelakang.

" Tidak..ini tidak mungkin... tidak. aku tidak mungkin hamil anak Brian tidaakkkkkk...!!!!"