Perlahan, Kinan melangkahkan kakinya menuju ke depan ujung brankar tersebut. Ia ingin melihat nama pasien itu. Karena bagian wajahnya tertutupi alat bantu pernapasan yang besar, sehingga tidak terlalu terlihat jelas dan Kinan tidak terlalu kenal.
Begitu membaca nama pasien, Kinan terkejut dan terdiam serta menatap serius pasien tersebut.
Vincent Aditama. Itu nama pasiennya.
Vincent? Manajer pribadi Ezra?
Perlahan Kinan langsung membekap mulutnya. Kedua mata gadis itu sudah sangat berkaca-kaca dan Kinan sangat terpukul. Dugaan pertama yang ia diskusikan dengan Nea ternyata hampir terkuak.
Saat ini, raga Vincent benar-venar terbaring lemas dalam kondisi yang lebih buruk dari Ezra. Kinan bisa tahu karena ia juga seorang dokter. Pasti kondisi Vincent memang lebih buruk dari Ezra dan David.