"APA?!"
Nea langsung memejamkan mata dan menggigit bibir dalamnya. Sudah ia duga reaksi Papanya akan begini.
Dika bahkan langsung berdiri dan napasnya memburu dengan kedua tangan terkepal. Tentu saja Nea panik dan meraih tangan kiri Dika.
"Pa, dengerin dulu. Plis, jangan begini. Kalau Mama denger gimana? Dengerin aku dulu." Pinta Nea lembut.
"Kamu persoalan kayak gini minta ngobrol pelan-pelan Ney? Minta ngomong baik-baik? Memangnya apa yang sudah kamu sampaikan itu masalah sepele? Apa kamu anggap sekedar curhat saja? Nggak. Papa nggak terima kamu diginiin!!" Tegas Dika yang mengepalkan kedua tangannya.
Mendengar ada keributan, tentu saja Idah jadi masuk ke rumah. Namun ia berdiam diri di dapur.
Sedangkan Hana terbangun dari tidurnya. Ia baru saja menutups pintu kamar ibu mertuanya dengan pelan. Dan melihat suaminya berjalan terburu mengambil kunci mobil dengan wajah yang marah.
"Pa.. dengerin Nea dulu. Papa nggak perlu ke---"