SLAP!!
Kedua mata Nea terbuka. Ia langsung menatap langit-langit ruangan kerjanya yang berwarna putih dengan campuran ornamen krem muda.
Tak hanya langit-langit itu, namun dua kepala menyembul di atasnya. Tampak Lita dan Rasyid yang berwajah sangat khawatir.
Dan Lita yang menyodorkan botol kayu putih yang terbuka ke arah hidung Nea.
"Eh, kalian kenapa?" Tanya Nea tak paham.
"Huwaaa..mbaaakk!! Mbak pingsan kah? Udah satu jam kita bangunin. Hampir aja Rasyid mau telpon ambulance." Ujar Lita yang panik.
Nea mengernyit. "S-satu jam?" Tanyanya gugup. Padahal saat bertemu Citra tadi rasanya sangat sebentar. Seperti tidak ada setengah jam di sana.
Nea langsung menegakkan punggungnya. Bersamaan dengan itu ia merasakan sesuatu tergenggam di tangan kanannya. Nea ingat itu apa. Itu toples kecil berisi serbuk emas pemberian dari Citra.