(Saat Gilang bertemu dengan si perempuan itu di taman kota)
"Sekarang mau kamu gimana?" Tanya Gilang serius. Meskipun perasaannya masih diselimuti rasa benci, bersalah, dan ingin menyudahi ini semua.
Gadis yang sudah tidak gadis lagi itu menundukkan kepala. Terdapat butir-butir keringat dari dahi dan pelipisnya karena memakai hoddie hitam yang membuatnya cukup gerah. "Tanggung jawab." Ujarnya pelan. Ia menahan rasa sedih agar tidak menangis di hadapan Gilang. Kedua tangannya terkepal saat mengatakan hal itu.
"Kamu mau aku nikahin kamu?!!"
"Terus kamu tega buat gugurin janin ini? Aku yang seharusnya masih kuliah, belajar, main, dan masih banyak lagi momen-momen yang seharusnya aku lakuin sekarang. Aku aja nggak tega. Kamu tega kak? Kamu beneran tega? Janin yang ada di perutku ini, kita juga sebelum jadi manusia juga jadi janin. Janin ini akan bernyawa setelah menginjak empat bulan. Aku gak mau bunuh dia." Ujar gadis itu dengan suara getir.