"Bang?"
Vincent menoleh saat mendengae adiknya memanggil. Kemudian ia tersenyum. "Eh, sudah selesai?"
Violet mengangguk. "Sudah.. yuk masuk. Ngapain di sini?" Tanyanya sambil mendorong kursi roda kakaknya dengan hati-hati.
"Tadi ada Riska. Tapi dia segera buru-buru karena dipanggil dokternya untuk bantuin apa gitu." Jelas Vincent.
"Waaah, udah lama aku gak ketemu Kak Riska."
Vincent hanya tersenyum saja mendengar itu. "Sepertinya masih ada pasien lain ya di dalam?"
"Iya, Bang. Kita suruh nunggu sepuluh sampai lima belas menitan."
"It's okay. Di depan aja, Vi."
"Oke." Ujar Violet sambil menahan rem pada kedua roda di kursi roda kakaknya.
Kemudian gadis itu duduk di samping kakaknya. Ia duduk pada kursi besi yang sering ada di rumah sakit. Kursi besi panjang khusus untuk orang yang sedang menunggu antrian.
"Kenapa sih putus dari Kak Riska? Padahal dia udah sabar banget nungguin abang sadar dari koma selama ini."