"Maaf, aku jadi terlalu santai bicaranya. Tapi kamu juga, apa kita sudah merasa akrab?"
"Hmm, mungkin. Entah kenapa nyaman juga bicara sama kamu." Ujar Nea.
"Apa kamu merasa hal yang sama Ney?" Tanya Ezra.
Sedangkan Nea terhenyak. 'Ney'? Ezra memanggilnya begitu. Itu berarti bahwa pria di hadapannya adalah orang terdekatnya, kan?
Nea menelan ludahnya pelan. "Merasa hal yang sama bagaimana?" Tanyanya yang memang sedikit tak paham.
"Merasa bahwa kita pernah bicara sedekat ini sebelumnya. Apa iya?"
Tak mau berbohong, Nea menganggukkan kepalanya sambil menatap Ezra. "Ya, itu benar. Tapi maaf ya Zra, aku sampai hari ini belum mengingat apapun. Tentang kamu, David, Kinan, dan siapa lagi itu. Aku belum bisa mengingat kalian semua sebenarnya sudah terlibat apa denganku."
"Tak apa. Jangan minta maaf, gak ada yang salah."
"Apa kamu sudah ingat? Aku dengar dari David, kamu juga melupakan hal yang sama denganku."
