Nea mengikuti langkah kaki Gilang yang menuju ke depan garasi.
Tampak ada sebuah motor metic hitam metalik yang sudah pernah Nea lihat. Body motor matic itu cukup lebar. Tampaknya cukup nyaman kalau naik motor matic jenis itu.
Gilang menengadahkan tangan kanannya pada Nea. Bermaksud meminta sesuatu. "Siniin aja paper bagnya. Biar aku taruh di gantungan depam dashboard motor."
"Ah, ini.." ujar Nea sambil memberikan paper bagnya.
Lalu Gilang ganti menyodorkan sebuah helm model bogo berwarna coklat gelap.
Nea menerima helm itu dan ternyata pas ia pakai di kepalanya. Gadis itu berdiri sejenak menunggu Gilang memutar arah motor dan menghidupkan mesin moto terlebih dahulu.
Lalu Gilang juga membuka dua pijakan motor kanan dan kiri untuk pijakan kaki Nea nantinya.
"Yuk, naik." Ajak Gilang sesudah ia siap dan duduk di depan sambil berpegangan pada setir.