Lita terhenyak. Kedua matanya melebar tatkala menyadari dirinya terkurung setelah berbalik hendak melihat Rasyid yang berhasil mengambilkan gelas untuknya.
Dan Rasyid juga menundukkan kepalanya. Mereka saling tatap sejenak.
"Satu aja?" Tanya Rasyid lembut dengan menunjukkan gelas yang ia pegang.
Dan entah kenapa suara Rasyid jadi terdengar candu bagi Lita. Detak jantungnya berdebaran. Ia juga menelan ludahnya pelan. Kemudian mengangguk kecil.
"Kalau kesusahan tuh bilang aja. Jangan gengsi." Celetuk Rasyid saat ia menjauhkan tubuhnya dari Lita.
Lita cemberut. "Siapa juga yang gengsi!!!" Ujarnya kesal dan merebut gelas dari tangan Rasyid.
Dan dengan cepat Rasyid mencekal tangan kiri Lita. Sekaligus menariknya pelan. Sehingga tubuh gadis itu langsung berbalik lagi dan sekarang terkurang oleh kedua tangan Rasyid yang berpegangan pada meja marmer yang dipunggungi Lita itu.
Jadi Lita tak bisa lagi ke mana-mana.