Tak terasa air mata Gilang menetes begitu saja tatkala tangannya menyentuh tangan kiri Nea yang sedikit dingin. Kedua tangan pria itu langsung merangkup tangan kiri Nea. Seperti sedang membagi suhu hangatnya pada Nea.
Hal yang tidak ingin Gilang lihat adalah melihat Nea seperti ini.
Tidak apa-apa Nea tidak menerima cintanya. Tidak apa-apa jika ia sudah tak lagi memiliki kesempatan untuk melakukan pendekatan dengan Nea. Tidak apa-apa juga kalau Nea tak mau bertemu dengannya. Namun, Gilang benar-benar tidak ingin melihat Nea terluka. Apalagi sekarang gadis itu tak berdaya dan tak sadarkan diri seperti ini.
Sungguh, demi apapun Gilang sangat sedih melihat keadaan Nea.
"Kenapa Nea bisa gini Om?" Tanya Gilang pelan dengan nada suara yang bergetar.
