Sampailah Erina, Zen dan Para Pillar Lainnya ketempat Azharel. Mereka semua segera bergabung Dan mulai Melancarkan Serangan.
Semua Jendral yang telah berkumpul Rupanya telah siap menghadapai gempuran Dari Para Pillar.
Ketika mereka Diserang Mereka tidak Panik, melainkan Menahan satu persatu serangan yang datang.
Masing-masing dari kedua belah pihak mempunyai kekuatan yang seimbang, Namun Karena Eliza tidak berada disisi mereka, Maka Tingkat penyerangan mereka menurun, Oleh sebab itu mereka Sekarang bergabung dan mencoba bertahan selama mungkin Sampai Eliza berhasil menemukan Artefak itu.
Mereka sangat mempercayai Eliza Karena Eliza adalah Ras Naga Yang telah berhasil berevolusi dan mempunyai tubuh setengah manusia.
Dengan kekuatan Penuh Mereka bertahan, Tidak lupa juga mereka menyerang balik tetapi mereka tidak melakukan Penyerangan jarak dekat namun hanya melemparkan sihir dari jarak Jauh.
Zen Yang melihat Upayanya untuk maju menyerang secara langsung Tidak berkutik sebab ketika Dia maju 7-8 Sihir jarak jauh dilepaskan Sekaligus. Di percobaan pertama menyerang langsung Zen terluka Di bagian Pundaknya, Untuk itu Zen Sekarang tidak berani untuk Maju, Sebab Daya sihir yang dilepaskan Jendral Dilakukan Secara Bersamaan.
Disterxis Yang menjadi Lawan awalnya Yaitu Zen, Dia sekarang Sangat senang Lawannya itu sedikit terluka.
"Hahaha, Ternyata Kamu juga seorang pengecut tidak berani menyerangku" Ujar Disterxis Mengejek Zen.
Zen yang mendengar itu Menahan Amarahnya, Dia tahu itu adalah provokasi langsung, Jadi saat ini dia menelan Perkataan pengecut yang dilontarkan Lawannya.
"Huh? Hanya menunggu Seperti itu? Dasar Pengecut Jika berani Maju!" Ujar Disterxis mencoba terus memprovokasi Zen.
"Iblis Hina, Jangan pikir Aku bodoh, Jika kamu berani, Lawan aku seorang diri Jangan bersembunyi dibalik Teman-temanmu yang sama-sama pengecut itu" Ujar Zen membalas provokasi Disterxis.
Mendengar hinaan itu Disterxis Tertawa,
"Haha, Baik aku Akan Maju"
"Bagus, Janganlah menjadi Pengecut"
Disterxis mulai Maju Setelah sampai berhadapan dengan Zen, Dia mengeluarkan Pedangnya. Zen sangat bersemangat Namun Zen mengerutkan Keningnya Sebab Lawannya dengan cepat bergeser kesamping Dan dia melihat Banyak sekali Sihir jarak jauh yang menargetkannya.
*BOOM*
Terjadi Ledakan yang cukup untuk membunuh 4 ekor gajah, Namun Zen masih berdiri dengan Baik, Didepan Zen terdapat Dinding Es yang melindungi nya.
Zen menoleh kebelakang nya dan Berkata:
"Nona Lauriel, Terimakasih"
Lauriel Menganggukkan kepalanya Setelah itu dia berkata:
"Kembalilah, Jangan Menyerang mereka sendirian Karena mereka sangat Licik"
Sebelum berbalik Zen melontarkan Hinaannya
"Pengecut HINA, Aku akan membunuhmu!"
Setelah itu Zen bergabung kembali.
Para Pillar kembali unggul Dengan Angka.
Mereka mulai Menyerang secara Tim.
Para Jendral Iblis Mulai Mundur Dari Sihir Es Skala Besar Lauriel.
Jarzius segera memerintahkan mereka Untuk Waspada Terhadap Sihir Yang Lauriel Lemparkan.
Ketika rapalan Selesai Dan sihir Hujan Es dilepaskan Dengan tingkat kewaspadaan yang tinggi Akhirnya Para jendral iblis hanya terluka Ringan.
Lauriel Menyipitkan Matanya, Karena Sihir Skala Medium Yang dilepaskannya Mempunyai Akurasi Yang Rendah.
Tachi yang melihat itu Memandang Lauriel lalu berkata:
"Kakak Sangat Hebat, Tetapi Mereka telah bersiap sebelum Rapalan Kakak selesai Jadi mereka berhasil lolos.
Lauriel Mengangguk menandakan persetujuannya terhadap Pendapat Tachi.
Namun Elesia Berkata:
"Jika Kamu berani, Serang mereka Dengan Katanamu"
Tachi Terdiam, Karena dia tahu Menyerang iblis itu secara langsung adalah kesalahan Fatal, Apalagi dia adalah petarung jarak dekat bisa-bisanya dia menjadi karung pasir terhadap dampak sihir yang akan menyerangnya.
Ken Ders Yang melihat Tachi Hanya berdiam Diri Kemudian berkata:
"Penakut!"
Tachi:....
Demiz kemudian Mulai Berdiskusi dengan Azharel Setelah 10 menit berlalu Garis depan Yang menahan Serangan balik Musuh, Akhirnya bahagia Sebab Demiz akan segera bergerak.
Karena mereka Tahu Demiz adalah penyihir Ruang.
Dalam persiapan mereka Demiz mulai berkolaborasi dengan semua petarung jarak dekat.
Zen, Ken Ders, Elesia, dan tachi mereka berkumpul dibelakang Demiz, Setelah itu mereka berlima menghilang Dan disebelah sisi Jendral iblis telah dimulai Penyergapan.
Seketika Ruang Teleportasi muncul dibelakang Disterxis.
Rezus Yang Mempunyai Ras serigala mempunyai indra yang sangat sensitif terhadap Aura Pembunuh.
Zen Langsung muncul Dibelakang Disterxis Dan mulai Menebas secara vertikal. Tebasan Itu menargetkan leher dari Disterxis.
Disterxis Lengah, Namun Sesuatu terpancar Itu darah, Tetapi Dia tahu itu bukan Darahnya.
Disterxis Menoleh Kebelakangnya Berdiri Seorang Manusia Dengan Telinga Runcing Khas serigala.
Rezus berhasil Menahan Pedang Besar Yang dipegang Zen Dengan Tangannya.
Sayangnya Tangannya Terputus.
Disterxis Segera Menarik Rezus dan Segera mundur.
"Rinfa, tolong Hentikan pendarahannya"
Rinfa Adalah seorang Druid yang sangat cantik , Namun Wajahnya yang cantik Sekarang telah berubah menjadi Setengah Iblis Akibat Haus akan pengetahuan Kekuatan Penyembuhan Anggota tubuh, Prakteknya yang kejam menjadikan Dia menjadi salah satu dari iblis Dengan mengembangkan penyembuhan dengan mengorbankan Makhluk hidup demi sihir Gelapnya Rinfa Adalah seorang Penyihir gelap Yang bisa Memgembalikan kembali bagian tubuh yang Putus Seperti Tangan dan Kaki.
"Masalah Kecil"
Rinfa Merapal Dan Tongkatnya Mengeluarkan Cahaya hijau Kehitaman energi kehidupan dan Jahat mulai berkumpul Lalu menyambar lengan Yang putus Rezus Perlahan-lahan Itu mulai pulih Kembali seperti keadaan Semula.
Rezus yang menahan Rasa sakit Akhirnya merasa Legah Dan Berkata:
"Terimakasih Rinfa"
"Kamu harus membayarku Kembali Hehe" Ujar Rinfa.
Rezus segera mengerti dan dia melemparkan Inti binatang Yang dia bunuh beberapa Bulan lalu ketika dia menjelajahi Hutan Forest.
Rinfa Segera Tersenyum gembira lalu Dia mundur kembali ketempat semulanya Berdiri disamping Jarzius.
Setelah melihat Rinfa kembali Rezus Langsung menoleh Kearah Disterxis Dan Berteriak.
"Jangan Lengah Dasar Bodoh"
Disterxis Segera Mengangguk Lalu mulai Kembali bersama Dengan Jarzius Tidak berani berdiri terlalu jauh.
Zen yang melihat Serangannya berhasil Memotong lengan dari Salah satu Jendral Iblis Segera Tersenyum Puas Lalu Dalam sepersekian Detik dia kembali Ketempat semula Demiz.
Dalam Penyergapan itu Hanya Zen yang berhasil melukai Salah satu jendral, Dan ketiga pillar lainnya yang ikut menyergap Musuhnya Gagal, Sebab Berbeda dengan Disterxis, Para Jendral Lainnya Termasuk Jarzius telah sangat Waspada dan Sudah siap dalam Serangan Mendadak, Jadi Mereka berhasil Menangkis serangan Yang Datang.
Setelah mereka menghilang Disterxis segera berteriak:
"PENGECUT Beraninya Menusuk Dari belakang!"
Zen yang mendengar itu Langsung membalasnya Namun Nadanya sangat berbeda itu Sangat Puas Bisa memotong salah satu teman Mereka.
"Jangan meremehkan Pedang Besar ku Haha" Ujar Zen dengan Penuh Tawa.
Disterxis Yang mendengar itu mulai Dilahap Emosi. Seketika Pedang yang dipegangnya Menjadi Dua Dan Dia langsung menyerbu Kearah Zen.
Zen yang melihat itu Sangat senang Akhirnya Lawannya Keluar dari sarangnya.
Melihat itu Jendral maupun Pillar Tidak menahan mereka.
Mereka berdua Kemudian Melakukan Pertarungan Bunyi benturan Pedang semakin Terdengar, Mereka bertempur dengan Serius.
Gaya berperang tingkat tinggi diperlihatkan oleh mereka berdua saat ini.
"Andai saja Tachi bisa Memegang Pedang besar itu" Ujar Elesia menggoda Tachi.
"Pedang besar itu Sangat mencolok dan Berat Dasar Nenek Sihir" Gumam Tachi didalam Hatinya.
"Ehh, Tidak mungkin, Aku sangat suka dengan Pedang Kecil.
"Oh? Apakah kamu ingin menggunakan belati sekarang?"
"Tidak,tidak maksudku Pedang Yang sedang hehe" Ujar Tachi Dengan tawa Kecil.