Tidak jauh dari pertempuran Azharel dan jarzius, Elesia melihat bahwa Pemimpinnya dalam keadaan Yang cukup Berbahaya Dengan munculnya Taring Iblis yang Panjang itu, Seketika Sebelum taring iblis itu mengenai Azharel, Elesia segera Berteleportasi Menggunakan Back steps nya lalu Menangkis sihir Taring iblis itu dengan Belatinya.
Ketika Taring iblis itu menyambar Belati, Senjata belati itu Bergetar, Bisa dilihat bahwa dampak Sihir Taring Iblis sangat Besar.
Azharel yang mendapatkan bantuan dari Elesia, Sedikit merasa Malu Namun Dia sangat Berterimakasih padanya.
Elesia hanya Mengangguk, dan Segera dia Mulai menyerang Jendral Iblis, Namun Ketika dia akan menyerang Dari arah belakang jendral Iblis, Seseorang Menahannya.
Terlihat seorang Wanita Cantik dengan kedua tanduk dikepalanya menahan belati Dengan tangannya Yang dilapisi Armor Naga.
Elesia Segera mundur dan Berdiri dengan mantap Dengan menjaga Jarak.
Jarzius Yang melihat itu Telah mendeteksi Eliza jadi ketika Elesia Menyerang Dia hanya Membiarkannya karena Dia tahu bahwa Seseorang melindunginya.
"Jarzius Jangan lengah" Ujar Eliza.
"Terimakasih, Tetapi sebenarnya aku tidak membutuhkan Perlindungan"
"Dasar Bodoh, Kamu telah menghabiskan Banyak mana dan Kamu tidak mengontrol kekuatan Ledakan, Aku sekarang sangat Marah terhadapmu, Berani Menyerang Kami semua, Para Jendral" Ujar Eliza, dengan tatapan Tajam.
"Maaf, Sihirnya diluar kendali. Tongkat itu memperdayai emosiku"
"Hmm, Saya melihat, Rupanya Tongkat itu memiliki semacam Daya tarik untuk mengontrol emosi pemakainya"
"Ya, Saya berpikir Juga begitu"
"Lalu Apa Rencanamu selanjutnya? Lihat Lawanmu hanya mengalami luka kecil seperti kami yang terkena Dampak energi ledakan sihir yang Kamu lepaskan"
"Aku akan menahannya selama Mungkin, Aku masih memiliki banyak pil pemulihan Mana" Ujar Jarzius.
"Baiklah, Kalau begitu jangan Mati dan Tahan Kakek tua itu selama Mungkin, Karena aku telah Mengetahui cara untuk keluar dari sini"
"Membunuh pengguna cermin kehidupan?"
"Ya, itu salah satu cara tetapi sangat sulit membunuh tua bangka itu karena dia dilindungi para pillar lainnya"
"Jadi, Apa Rencanamu?"
"Kita ambil dengan Paksa Barang itu" Ujar Eliza.
"Apa?" Jangan bercanda, Mana mungkin Tua bangka itu Akan mengeluarkan Benda itu.
"Dasar bodoh, benda itu tidak padanya Melainkan Benda itu telah menyatu Oleh dunia kecil ini, Jadi kita hanya akan mencari titik benda itu Lalu mencabutnya sehingga Dunia kecil ini Akan runtuh dan kita akan Kembali ketempat semula, Pada saat itu Kita harus benar-benar Menghancurkan Kerajaan Holy" Ujar Eliza.
"Baiklah, Kamu Harapan Kami satu-satunya Eliza, Temukan Tempat Artefak itu berada"
"Baiklah, Tahan mereka selama mungkin, Aku akan menjelajahi Gurun ini untuk menemukan benda itu" Ujar Eliza.
~~
Dipadang Gurun yang luas Terlihat Seseorang berjalan, Tubuh yang Tinggi Dan wajah yang tampan Namun Setengah wajahnya dilapisi oleh Topeng Monster bermata Merah.
Melalui Indra pendekteksian Sihirnya, Arah pertempuran yang terjadi adalah disebelah Barat.
Namun Di arah yang berlawanan darinya tepatnya Diutara Indra Pendeteksiannya Dihalangi, Dia mencoba menembusnya Namun sayangnya beberapa kali dia mencoba Itu Semuanya sia-sia.
"Ohh? Seseorang Berhasil Memblokir indra pendeteksianku? Menarik"
***
Disebelah utara dari gurun, Dave bersama ketiga pengikutnya dalam perjalanan Menuju pertempuran antara Para Jendral iblis dan para Pillar kerajaan Holy.
Namun disaat perjalanannya, Seseorang mencoba mendeteksi Sihir Mereka, Oleh karena itu Dave sengaja membiarkan orang itu mendeteksinya Namun, Orang itu tidak dapat menembus kedalam dirinya.
Tapi tidak Hanya Dave yang merasakan itu, ketiga pengikutnya juga merasakan perasaan Aura sihir kuat yang Mendeteksi mereka.
"Tuan, Ada yang mencoba mendeteksi Tingkat sihir kita" Ujar Aihri yang pertama kali Merasakan hal itu.
"Ya Tuan, Aku juga merasakan Hal yang sama" Ujar Lira.
"Tuan, Sepertinya mereka mencoba untuk menemukan Sesuatu" Ujar Rei.
Hanya Dave yang tidak dapat dideteksi oleh Seseorang oleh karena itu Dave berinisiatif sama seperti Ketiga Pengikutnya bahwa Dia juga telah dideteksi Oleh seseorang.
"Tuan, Kita harus berhati-hati mungkin saja Mereka yang mendeteksi aliran sihir itu adalah Musuh" Ujar Aihri.
"Benar Tuan, Aku setuju dengan pendapat kakak Aihri Mungkin Mereka adalah Musuh" Ujar Lira.
"Rei bagaimana pendapatmu? Ujar Dave.
"Aku tidak tahu secara pasti Tuan, tetapi untuk sementara kita harus waspada Terhadap Orang Asing" Ujar Rei menyampaikan pendapatnya.
"Baiklah, Aku mengerti, tetap waspada dan jangan lengah terhadap apapun"
"Baik Tuan"
"Siap Tuan"
"Dipahami Tuan"
"Mari terus bergerak Rupanya Gurun ini Dipisah Menjadi empat bagian, Barat,Utara Selatan, Dan timur.
"Astaga Apakah itu semacam Peta Tuan?"
"Mungkin, Tetapi Setelah Diamati lebih jauh gurun ini Tidak memiliki Monster Atau apapun, Hanya saja Energi Sihir Disini Sangat Berlimpah"
"Maksud Tuan?" Ujar Lira Bingung.
"Rei Jelaskan pada Mereka berdua"
Seketika Rei Zeric Menggunakan Sihirnya dan Meledakkan Pasir itu sedalam 2 Meter. Namun seketika Setelah es itu mencair Pasir itu perlahan-lahan Pulih seperti keadaan semula.
Aihri dan Lira Yang melihat itu Akhirnya mengerti Apa yang Tuan Mereka maksud.
"Jadi Tuan, Tempat ini adalah Zona Perang Bukan?" Ujar Aihri Memyampaikan analisanya.
"Ya, ini tempat yang sangat cocok untuk bertempur Secara Penuh tidak perlu menahan Daya sihir Akibat ledakkan Karena tempat ini memiliki vitalitas tinggi dengan Menelan Sihir Yang dilepaskan ditempat ini" Ujar Dave.
"Aku, Mengerti Tuan, jadi Tempat ini semacam Tempat bertempur sekaligus tempat Artefak untuk bertumbuh" Ujar Rei.
"Ya, Seperti itu"
"Untuk itu, Jangan sembarangan mengeluarkan Sihir dengan daya Mana tinggi Agar supaya Ruang khusus ini tidak akan Menjadi lebih Kuat" Ujar Dave.
"Siap, Dipahami" Ujar mereka bertiga.
**
"Tua Bangka ini belum Berakhir terima ini"
Tapi sebelum Jarzius menyelesaikan Rapalan mantra nya Dia diganggu oleh Elesia sehingga mantra nya Berhasil digagalkan.
"Sialan, Dasar Pengganggu" Ujar Jarzius.
Melihat bahwa sihir Jarzius dipatahkan Azharel Memanfaatkan Momen itu, Seketika Trisula itu mengeluarkan cahaya.
*Trident light attack*
Cahaya Trisula dengan Secepat kilat melesat kearah Jarzius.
"Tidak Baik, Lindungi Ketua" Ujar Daurius Yang Melihat Trisula itu Memancarkan Sihir yang ganas.
Segera Para jendral Lari dari bertarung 1 lawan 1 mereka dan berkumpul Untuk membantu Ketua mereka.
"PENGECUT!"
Zen selaku Jendral Kerajaan Holy Melontarkan Perkataan itu.
Namun Iblis yang melawannya hanya tertawa dan berkata:
"Pedangmu cukup Bagus, Anggap kita Seri"
Setelah itu lawan Zen segera meninggalkan nya dan Bergabung bersama dengan Ketua mereka.
"Dasar PENGECUT!" Ujar Zen sekali lagi kali ini dia sangat Marah.
Sama seperti Zen, Lawan Erina Juga telah mundur, kemudian Erina melihat Zen sedang dilanda Amarah, Dia segera mendatangi Zen dan Berkata:
"Zen Tenanglah, Jangan terpancing oleh musuh"
Mendengar itu Zen menoleh Kearah Elina Dia segera Menahan emosinya Lalu berkata kepada Erina:
"Nona Erina Sangat Membantuku, Terimakasih"
"Tidak usah dipikirkan Ini untukmu" Ujar Erina melemparkan Ramuan.
Zen Menangkapnya Dan segera meminumnya setelah itu mereka berdua Mundur lalu Pergi ketempat Azharel ketua mereka berada untuk bergabung melawan Jendral Para Iblis.