Chereads / CROWN OF SIX : LEGENDARY DISABLER / Chapter 4 - Chapter 04 : Menaklukkan Goblin Lair dan Quest Time Worker Part 2

Chapter 4 - Chapter 04 : Menaklukkan Goblin Lair dan Quest Time Worker Part 2

Natt menikmati makan malamnya sembari menonton V-Idol yang unyu – unyu. Ia sesekali mengikuti lirik lagu yang dinyanyikan oleh sang idola dan bernyanyi bersama meski dalam artian yang berbeda.

Natt pun teringat akan pesan yang belum sempat dibaca sebelumnya. Ia lekas meraih ponsel miliknya dan membuka pesan yang dikirim oleh Rachel. Konsep integrasi antara ponsel dan RNS-DC membuatnya dapat mengakses segala pesan yang masuk di akun RNS-DC melalui ponsel miliknya.

Jika ada sesuatu yang ingin kau tanyakan, langsung saja chat melalui akun chatting pribadiku. ID: 181385XX

Ia sudah menduga kalau isinya bukanlah sesuatu yang penting. Tetapi mendapatkan info kontaknya langsung bukanlah hal yang buruk.

Natt kepikiran tentang player yang baru ini ia temui. Lekas Natt pun mengirim pesan dan meminta Rachel untuk menyelidiki apakah mereka ada terindikasi Devox ataupun Rafatar. Setelahnya, Natt kembali melanjutkan makan malam dan menikmati alunan musik V-Idol yang dia tonton.

Selang sepuluh menit berlalu, Natt telah menyelesaikan makan malamnya. Sesaat ia hendak bersiap untuk login ke dalam Crown of Six, ponselnya berdering. Ada satu chat baru yang masuk.

Moddy, Moowah, GranNea. Ketiganya bersih. Tidak ada tanda – tanda aktifitas mencurigakan.

Aku tidak menyangka kalau kamu bisa membuat party secepat itu, Natt. Memang salah satu founder Legendary Disabler bukan isapan jempol belaka! (≧∀≦)

Natt tertawa sedikit saat membaca pesan Rachel. Emoticon yang digunakan tidak sesuai dengan kepribadiannya di dunia nyata. Mungkin, setiap orang memang seperti itu. Punya dua sisi yang berbeda.

Tetapi di sisi lain, Natt merasa lega karena ketiga player yang telah masuk ke dalam daftar pertemanannya bukanlah orang yang buruk. Ia sangat berterima kasih untuk itu. Sesaat Natt hendak menyampaikan perasaannya, sebuah pesan dari Rachel masuk kembali.

Beh? Kamu tidak mau berterima kasih kepadaku? (●>ω<●)

Saat membacanya, Natt langsung mengurungkan niatnya dan bersiap untuk diving ke dalam Crown of Six.

Natt kembali duduk di dalam RNS-DC dan telah mempersiapkan segalanya. Ia segera memasukkan username dan passwordnya. Sekali lagi, seluruh pandangannya mulai bercahaya. Dorongan yang dirasakan telah membawanya tiba di Internal Lobby. Setibanya di sana, Natt lekas mengganti equipment nya.

[LD. Rexhea Level 70

Base Amount → Total Amount

Max HP 1.000.000 → 4.500.000

ATK 25000 → 735.000 → 655.000

P. Def 6500 → 32.000

M. Def 5400 → 20.000

Crit Chance 200 → 750 (75%)

Crit DMG 30% → 150%

Penetration 0→ 400 (40%) → 1100 (70,1%)

ACC 100→ 100 (10%)

Agility 100%→ 125%

Reflex 20%→ 40%

MpA 0→ 200

MpS 20%→ 20%

Lifesteal 0 → 5%]

Natt mengorbankan sejumlah status ATK menjadi Penetration karena Goblin Overlord memiliki pertahanan fisik yang tinggi.

Kemudian ia juga mengatur Birdie agar tidak keluar lagi. Natt merasa burungnya yang seharga 15 juta tidak berguna saat ini.

Setelah merasa cocok dengan semua persiapannya, Natt meletakkan tangannya pada simbol verifikasi untuk membuka portal. Ia langsung melangkah masuk ke dalamnya tanpa berpikir dua kali.

Portal itu membawa Natt tiba di depan gapura maha mengagumkan. Ya, sang Assassin berada di depan gerbang masuk Kota Sereneau. Tepatnya gerbang sebelah selatan. Ia lekas pergi agak menjauh dari gerbang dan menunggu yang lain.

Tak lama kemudian, Moddy, Moowah dan GranNea telah tiba hampir di saat yang bersamaan.

"Yo! Lama menanti, Rexhea?" Sapaan hangat dan penuh semangat dari Moowah benar – benar membuat Natt terkagum dalam arti yang berbeda.

"Tidak juga. Aku baru saja tiba di sini," sahut Natt. "Jadi bagaimana persiapan kalian?"

"Aman!" jawab Moowah secepat kilat.

"Saya sudah memasang skill dengan mana cost dan cooldown yang sedikit," ujar GranNea. "Sesuai dengan saranmu, saya juga menaikkan status Penetration sampai mengenai soft-cap untuk menambah daya rusaknya."

"Terima kasih, GranNea."

"Fufufu. Tidak perlu berterima kasih, Mas Rexhea. Soalnya baru kali ini saya mengikuti party yang penuh perhitungan seperti ini."

Natt merasa cukup tersanjung dengan pujian dari GranNea. "Bagaimana denganmu, Moddy?"

"Saya sudah memaksimalkan level skill [Analize] seperti yang kamu katakan, Mas Rexhea. Juga memasukkan skill [Clock Up!] ke dalam skill slot. Dan juga satu skill lagi …."

"Bagus, Moddy." Natt menyela ucapan rekannya. "Karena semuanya sudah siap, silakan undang kami ke party."

Moddy ingin mengungkapkan skill terakhir yang mungkin berguna bagi tim, tetapi ia tak memiliki cukup waktu. Moddy pun mengangguk dan lekas memberikan undangan party ke yang lain. Kemudian muncul sebuah daftar nama beserta Bar HP di sebelah kiri dari pandangan mereka. Itu bukti bahwa mereka sudah dalam satu party.

Saat menyentuh daftar nama tersebut, muncul sebuah jendela interface yang memberikan gambaran yang lebih detail tentang anggota party. Nama, Bar Hp, Bar Mana, skill yang tersedia, skill yang sedang cooldown, hingga status yang akan diterima. Semuanya terlampir di sana. Tidak hanya itu, party juga memiliki fitur voice chat sehingga mereka bisa saling berbicara meski jaraknya berjauhan.

Dalam sebuah party, peran anggota pendukung adalah untuk mengamati dengan teliti agar bisa memberikan bantuan secara tepat. Moddy mengerti akan tanggung jawabnya. Sebab itulah tangannya gemetaran. Ia takut sekali membuat kesalahan dan menyulitkan rekannya. Natt melihat itu dan menepuk pundak sang Apprentice Time Worker.

"Kamu tidak perlu khawatir, Moddy. Belajar dari pengalaman adalah cara tercepat menguasainya."

"Kesalahan juga bagian dari belajar, Moddy," tambah GranNea.

"Hahaha! Itu benar! Itu benar!" Tawa Moowah yang menggelegar membuat Moddy tersenyum. Seolah sebagian rasa gugupnya terangkat entah ke mana.

"Aktifkan questnya, Moddy," pinta Natt.

Moddy segera mengaktifkan questnya dan anak panah segera muncul di atas pandangan mata masing – masing. Mereka lekas mengikutinya dan tiba di sebuah dataran rumput yang sangat luas. Tempat yang mereka tuju adalah kawasan selatan tempat para minion goblin sering muncul. Dan yang menjadi target mereka adalah monster berukuran 15 meter yang berada di tengah – tengah kawanan goblin.

"Analize!" Moddy lekas mengaktifkan skill tersebut. Warna mata avatar mereka pun membiru sesaat.

[Analize] adalah skill yang memberikan efek kepada player untuk bisa melihat informasi terhadap target. Total HP musuh dan Pertahanan fisik dan magic akan diperlihatkan dengan jelas. Hal itu sudah sangat membantu meski skill yang dimiliki target tidak akan dapat dilihat. Umumnya skill ini hanya bisa digunakan oleh sang pengguna, namun saat levelnya dimaksimalkan, akan bisa digunakan pada seluruh anggota party.

[Name : Goblin Overlord

Level : 75

HP : 1.340.000.000

P.Def : 150.000

M.Def : 85.000

Goblin Overlord adalah monster goblin yang memiliki dua kepala dan empat lengan. Ia mengenakan jirah logam konduktor di sekujur tubuh kecuali pada kepala dan kakinya yang kekar.]

Setelah melihat status sang monster, mereka berempat segera mengeluarkan senjata masing – masing dan bersiap menanti aba – aba.

Natt mengatur napasnya. Entah mengapa ia jadi sedikit gugup. Namun, ia harus bisa fokus pada apa yang ada di depannya. Saat merasakan semuanya sudah sempurna, Natt pun menarik napas dan bersiap memberikan arahan.

"GranNea!" Seruan Natt segera menjadi aba – aba bagi sang Wizard untuk menyerang pertama kali.

"Flammega Fiesta!" GranNea melepaskan sihir bola api skala besar ke area musuh. Bola api yang sangat panas tersebut menghujam dari atas langit dan membakar seluruh monster yang ada di area. Para goblin minion terbakar habis dan menyisakan Goblin Overlord yang Bar HP-nya hanya berkurang 5% saja.

Sang boss monster yang terkena serangan api itu pun melepaskan jirahnya yang menjadi panas. Ia langsung marah dan berteriak sangat keras. Kakinya menghujam – hujam tanah dan menimbulkan angin yang nyaris menerbangkan topi sang Wizard.

Goblin Overlord telah masuk ke dalam mode tempur. Ia telah terprovokasi. Lekas sebuah pembatas berwarna merah mengelilingi area yang cukup luas. Area itu adalah zona tempur. Siapa pun yang berada di dalamnya akan bisa terkena serangan sang monster.

Dalam waktu singkat itu, Moddy dan GranNea lekas menjaga jarak dari sang Goblin Overlord. Namun tidak boleh terlalu jauh agar GranNea tetap dapat ikut dalam penyerangan. Moddy juga telah bersiaga melihat status rekannya agar skill supportnya tidak salah waktu.

Sementara itu, sang Goblin Overlord sekali lagi berteriak lalu mengambil senjatanya dari dalam tanah. Empat buah gada besi yang memiliki duri yang tajam telah siap digenggam oleh masing – masing tangannya. Sang monster pun langsung berlari ke arah party dengan kecepatan tinggi. Saat berlari, tanah juga ikut sedikit bergetar karena hentakan kakinya.

Moowah yang telah berlari lebih dulu ke arah sang monster pun langsung menghadangnya.

"Tidak akan kubiarkan semudah itu, Goblin! Provoke!" Skill [Provoke] yang diteriakkan oleh Moowah memancarkan cahaya yang menyilaukan. Musuh yang terkena cahaya itu harus menyerang sang tanker apa pun yang terjadi.

Sang Goblin Overlord pun lekas mengayunkan empat gada besi yang ada di tangannya dan menghantam Moowah dengan keras. Bar HP Moowah tidak banyak berkurang. Selagi efek dari [Provoke] masih aktif, kerusakan yang diterima Moowah akan berkurang setengahnya.

Natt melanjutkan penyerangan sesuai rencana. Ia mengaktifkan skill [Sharp Claw] lebih dulu untuk meningkatkan daya serang lalu mendaratkan beberapa tebasan ke punggung sang monster. Sang Goblin merasa kesakitan dan ingin membalas. Namun ia hanya bisa menyerang sang tanker sebab efek dari [Provoke] masih aktif.

Serangan biasa Natt tidak memberikan luka yang berarti. Natt lekas menggunakan skill [Target Marked] untuk mengurangi status pertahanan fisik musuh sebesar 20%. Kemudian ia terus menyerang hingga Superior Bleed terkumpul 10 buah di tubuh sang monster.

"Rasakan ini!" Natt mengaktifkan [Blade of Death] dan mengurangi Bar HP sang goblin sebesar 8%. "Monster ini tebal sekali!"

"Jangan terburu – buru, Mas Rexhea." GranNea pun ikut dalam penyerangan. Sang Dual Elemental Caster mengaktifkan skill [Fire Missile]. Itu adalah sihir yang melesatkan peluru api yang memberikan kerusakan tingkat medium dengan jumlah yang besar. Puluhan peluru api melesat kencang dan meledak saat bertabrakan dengan wajah sang goblin. Sang monster mulai terpukul mundur.

"Serangan yang bagus, GranNea!" puji Natt di tengah pertempuran. Setiap kali peluru api GranNea menghujam wajah sang goblin, sebuah celah pun tercipta. Natt dengan cepat memanfaatkan celah itu lalu memberikan tebasan yang dalam kepada musuhnya.

Serangan kombinasi antara Natt dan GranNea terus berlanjut hingga GranNea kehabisan mana dan skillnya telah masuk ke masa cooldown.

Tak lama kemudian, efek dari skill [Provoke!] pun telah habis. Di saat seperti itu, Moowah pun menunjukkan taringnya. Ia menyerang musuh meski tidak memberikan dampak yang berarti. Tetapi itu lebih baik dari pada membiarkan sang Goblin Overlord menarget anggota party yang lain.

Adu pukul pun terjadi antara tanker dan sang boss monster. Namun hal itu tidak berlangsung lama. Tiba – tiba sang Goblin menggunakan [Gob Provoke!] yang menyebabkan Moowah terkena efek provokasi. Alhasil, kerusakan yang diterima sang tanker meningkat drastis.

Untuk menghindari Knock Out karena Bar HP-nya mulai terkuras, Moowah dengan cepat menggunakan skill [Guardian Blessing] untuk menghilangkan efek dari [Gob Provoke!] sekaligus memberikan tambahan regen HP secara berkelanjutan selama 8 detik dan mengurangi kerusakan yang diterima sebesar 20%.

Naas, seolah sang monster bisa berpikir layaknya manusia, tak lama setelah menggunakan [Gob Provoke!], sang goblin pun menarik keempat tangannya ke samping dan mengayunkan gada besinya ke satu titik. Sebuah pukulan maha dahsyat pun diluncurkan ke arah sang tanker. Serangan tersebut membuat Moowah terpental jauh dan terkena efek stun selama lima detik.

Formasi mereka pun rusak. Tidak ada lagi tanker yang dapat menahan goblin berbadan raksasa.

Sang Goblin lekas mengambil ancang – ancang untuk menyerbu barisan belakang party—GranNea dan Moddy. Natt tidak akan membiarkan itu terjadi. Ia segera menggunakan [Blade of Death] ke sang Goblin. Tusukan mematikan itu membuat Bar HP musuh turun ke 67%.

"Sial!" gerutu sang Assassin.

Natt mengira darahnya akan turun ke 66% dan memaksa Goblin Overlord untuk menggunakan skill [Call My Feast]. Sayangnya, tidak demikian. Apalagi serangan Natt barusan tidak memiliki efek Crowd Control sehingga tidak dapat membatalkan ancang – ancang sang Goblin Overlord.

Secepat kilat, Goblin Overlord mengambil lompatan besar ke depan lalu menghantamkan empat gadanya ke tanah dan memberikan kerusakan area yang begitu besar. Tempat ia mendarat seketika hancur dan tercipta kawah dengan tanah yang gemeretak.

Dalam sekali lompatan lagi, sang monster pasti akan menghantam GranNea dan Moddy.

GranNea yang paham bahwa itu akan terjadi lekas membawa Moddy lari bersamanya. Namun, kecepatan sang goblin overlord begitu luar biasa sehingga mereka takkan mampu menghindarinya hanya dengan berlari. Dengan reflex yang bagus, GranNea mengaktifkan [Teleport] dan berhasil menghindari hantaman dari Goblin Overlord di saat – saat terakhir.

Keberhasilan itu mengukir senyuman di wajah semua anggota party.

"Timing yang bagus, GranNea!" puji Natt dan Moowah.

Namun sang monster yang gagal menghancurkan mangsanya pun seketika melemparkan salah satu gada besinya ke arah mereka.

" … Frost Shie—" Karena ada jeda waktu untuk menggunakan skill, GranNea terlambat menggunakan perisai es untuk melindungi mereka dari kerusakan. Alhasil, setengah dari HP mereka berkurang oleh serangan tersebut. Luka yang dirasakan juga sempat membuat keduanya menjerit kesakitan.

"Maaf!" seru sang Wizard.

"S-serangan goblin tadi tidak ada di dalam rencana!" ucap Moddy gemetaran.

"Don't mind! Don't mind! Tanker telah bangkit kembali!" Moowah segera berlari ke arah sang monster dan berusaha mencegat serbuannya.

Natt yang telah berada dalam mode Stealth lekas mengejar goblin dan menyerangnya dengan sejumlah tusukan. Sang Goblin yang merasakan sakit lekas mengayun – ayunkan keempat gadanya. Sesaat salah satu gada besi hendak mengenai Natt, belati yang dilempar Natt mengenai sang goblin dan menurunkan HP-nya ke 66%.

Seketika itu pula sang goblin membatalkan serangannya. Ia menjauh dari party dan lekas mengaktifkan skillnya [Call My Feast].

Dari luar zona tempur, banyak sekali goblin minion datang sembari membawa daging yang berukuran raksasa. Para goblin itu segera menghidangkan makanan tersebut pada Goblin Overlord dan bersorak – sorak sembari berjoget melingkarinya.

"Ini saat yang tepat bagi kita untuk meminum Health Potion!" seru Natt melalui voice chat. Belati yang dilemparnya juga telah respawn kembali ke tangannya dengan cepat.

"Bukankah kita harus menggempur Goblin Overlord sesaat sedang melahap makanannya?" sela Moowah yang sedang berada tak seberapa jauh dari posisi GranNea dan Moddy.

"Tenang saja, Superior Bleed-ku dapat bertahan cukup lama. Dia tidak akan mendapatkan efek penyembuhan untuk sementara waktu."

Mendapatkan keyakinan dari sang pemimpin party, semua anggota lekas membuka inventory dan menenggak dua [High Concentrated Health Potion] untuk mengembalikan HP mereka di atas 75%. Sementara Natt meminum dua [Rewind Potion] untuk mengurangi cooldown dari [Blade of Death].

"Moddy! Gunakan Time Cracking untuk mengurangi cooldown Flammega Fiesta. GranNea, sekarang saatnya untuk menyerang lagi!"

Dengan sigap, Moddy lekas menggunakan skill yang dimaksud dan seketika [Flammega Fiesta] dapat digunakan kembali. Ia juga menggunakan skill [Clock Up!] untuk mempercepat waktu perapalan mantra sang Wizard.

"Makanlah api ini, Goblin! Flammega Fiesta!" Sekali lagi, sihir bola api maha dahsyat dari langit menghantam goblin yang sedang berkumpul ria. Seluruh goblin minion terbakar hangus sementara Goblin Overlord menerima kerusakan yang besar dan menurunkan Bar HP-nya sebanyak 15%.

Sang Goblin Overlord pun kembali mengamuk. Ia merubah warna kulitnya dari hijau ke merah. Saat itu terjadi, seluruh pertahanan akan berkurang setengahnya tetapi daya serangnya akan meningkat tajam.

Natt yang menyadari hal itu langsung menjalankan rencana selanjutnya.

"All Out Offense!" Seruan Natt adalah pertanda untuk menyerang dengan menggunakan seluruh skill yang tersedia. "Moowah, Lindungi GranNea dan Moddy!"

"Okay!" Moowah yang telah tiba di depan mereka sudah mempersiapkan perisainya untuk menghalangi segala serangan yang akan datang.

Natt dan GranNea langsung melancarkan serangan bertubi – tubi kepada Goblin Overlord yang sedang berlari kencang. Serangan demi serangan yang diluncurkan tak mampu menurunkan kecepatan sang goblin merah.

Natt melakukan perhitungan di dalam kepalanya. Jika Goblin Overlord mencapai rekan – rekannya, mereka pasti akan KO sekaligus. Melihat tak ada jalan lain, Natt pun menggunakan Ultimate Skill milik kelas Assassin, [Last Breathing].

Seketika Goblin Overlord menghentikan langkahnya. Dua kepalanya menoleh ke sana kemari dan tampak kebingungan. Sang monster mulai panik tak karuan. Keempat tangannya mengayunkan gada besinya serampangan. Kakinya ia hentak – hentakkan tanpa kendali.

Kepanikan sang monster disebabkan oleh skill [Last Breathing] yang membuat dua pasang matanya tak dapat melihat apa pun selain kegelapan yang pekat. Tak dapat mendengar apa pun selain napasnya yang berat.

"Sekarang saatnya gunakan skill ultimate-mu, GranNea!" seru Natt.

GranNea ingin langsung menggunakan skill ultimate-nya, namun mananya tak sempat ia penuhkan. Mana Recovery-nya masih masih membutuhkan waktu. Sementara itu, sang Goblin Overlord telah terlepas dari efek [Last Breathing] dan kembali mengambil ancang – ancang untuk menerjang.

"Mana Transfer!"

Teriakan Moddy yang tiba – tiba itu mengejutkan semuanya. Di saat yang bersamaan, Bar Mana milik GranNea pun langsung terisi penuh. GranNea tersentak kagum dan lekas mengaktifkan skill ultimate miliknya.

"Terimalah serangan pamungkasku, Goblin Overlord! Flammega Frosta!"

Seusai mengaktifkan skillnya, udara mulai dingin dan tanah di sekitar Goblin Overlord perlahan membeku. Dari bawah tanah muncul gelombang air besar yang menjelma menjadi naga es berukuran raksasa. Seketika naga es itu menghantam Goblin Overlord dan membekukannya.

Rasa dingin itu menjalar sampai ke sang perapal sihir. Dengan mengeluarkan senyuman yang penuh percaya diri, GranNea merapalkan mantra terakhir dari skill ultimate-nya. "Ignition!"

Naga yang membekukan sang Goblin pun meledak sangat kuat dan menyebabkan badai api yang menyambar - nyambar. Ledakan yang maha dahsyat itu meremukkan tanah dan menerbangkan bongkahan – bongkahan tanah ke segala penjuru. Rerumputan yang ada di sekitarnya langsung terbakar dan tak menyisakan apa pun.

Namun dari balik badai api yang berkecamuk, sang Goblin masih berdiri dan mengeluarkan sorot mata yang penuh dengan kemurkaan. Badannya menghitam dan api masih berkobar di sekujur kulitnya.

Sang Goblin meraung sekeras yang ia bisa dan memajukan langkahnya hingga menggetarkan padang rumput yang luas. Sesaat sang goblin hendak berlari seperti babi hutan, badai api yang ada di belakangnya pun terbelah, menampakkan bayangan hitam layaknya dewa kematian. Sosok itu adalah Natt yang muncul dari belakang dan langsung menggunakan [Blade of Death] untuk menikam titik vital sang monster hingga membuatnya berteriak meminta pertolongan.

Spontan Goblin Overlord pun mati berdiri dan mayatnya melebur menjadi debu - debu cahaya yang hilang ditelan udara. Zona tempur pun menghilang dan musik atas quest yang selesai segera dikumandangkan oleh sistem.

Goblin Overlord berhasil dikalahkan!

[Goblin Authority] berhasil didapatkan!

Next Mission :

Dapatkan Time Fragment di dalam Arch King Goblin Chamber!

4.500.000 Exp telah didapatkan!

Moddy Level 65 → 67

Moddy bersimpuh tak percaya. Tanda centang pada misinya adalah bukti keberhasilan quest yang telah lama ia nantikan.

"K-k-kita berhasil!" Moddy berteriak lebih dulu dan menggemakan suaranya di padang rumput yang luas. Kalimat yang sama terus menerus ia lontarkan dengan raut wajah yang begitu bahagia.

"Ya! Ya! Kau melakukan kerja yang bagus, Moddy! Hahaha!" pujian Moowah pun melayang ke udara.

"Eh? T-tapi aku hanya banyak berdiam diri," jelas sang Apprentice Time Worker—ia tersipu malu.

"Mana Transfer di saat – saat terakhir itu benar – benar mengagumkan, Moddy!" GranNea juga ikut memujinya. Bahkan sempat terbesit hasrat dalam dirinya untuk memeluk lelaki yang memakai avatar yang cukup gemuk tersebut.

Selagi semuanya bersorak sorai merayakan keberhasilan misi, Natt membaringkan diri di atas padang rumput. Ia menutup matanya dan mencoba menikmati belaian angin. Napas yang sempat tersengal, rasa lelah, panik, musuh yang kuat, dan kesalahan dalam perkiraan. Semua itu membawa ledakan kegembiraan di dalam jiwa sang Assassin.

Lagi – lagi, ia teringat kenangan saat bersama party Legendary Disabler. Petualangan dan pertempuran yang sering kali berada di ambang kekalahan. Kenangan itu memang tidak akan bisa ia lupakan. Mungkin, sepanjang hidupnya.

Semua anggota party yang lain datang dan melihat wajah pulas Natt yang mungkin akan jarang terlihat lagi.

"Mas Rexhea kalau tersenyum lebar seperti itu menjadi lebih tampan, ternyata."

"Jangan coba menggodaku, Moowah. Suaramu tidak selembut wanita."

Mereka pun langsung tertawa.

"Kapan kita akan masuk ke dalam Goblin Lair, Mas Rexhea?" tanya Moddy. Napasnya menggebu – gebu, semangatnya semakin membara.

"Kita bisa langsung ke sana sekarang, Moddy," balas Natt dengan secarik senyuman. "Bagaimana dengan kalian? GranNea? Moowah?"

Sang Wizard pun tersenyum lebar. "Tentu saya ikut, Mas Rexhea. Pertempuran bersama kalian begitu mendebarkan."

"Benar! Benar!" Moowah berteriak bahagia. "Sangat menegangkan sekali! Hahaha!"

Jawaban dari keduanya membuat Natt tertunduk sebentar. Ia bukan bersedih, tetapi hanya untuk menutupi senyuman atas rasa kesenangan yang membangkitkan kenangan lama.

"Kalau begitu, mari kita lanjutkan misi ini, teman – teman."

"Ayo, Mas Rexhea!" Moddy mengulurkan tangannya. Natt segera meraihnya dan bangkit berdiri.

Sesaat mereka hendak pergi dari padang rumput tersebut, sekelompok player lain datang sembari menghentak – hentakkan kaki.

"Berhenti … gerak!" Lelaki yang berada di depan mereka memberikan perintah dan seketika kelompok itu berhenti berjalan.

Kelompok tersebut memakai jirah yang memiliki desain yang bagus. Satu konsep yang menyatu. Hal itu mendesirkan sedikit kekaguman dalam benak Natt. Tetapi ….

Lelaki yang berperan sebagai pemimpin itu maju dan mendekati Natt.

"Kalian yang baru saja mengalahkan Goblin Overlord?" Pertanyaan itu dilontarkan dengan nada yang cukup keras.

"Benar," jawab Natt lugas.

"Kalian ingin pamer?"

Pertanyaan yang out of topic itu membuat Natt keheranan.

"Apa maksudmu dengan pamer? Apa kami ada melakukan suatu hal yang bisa disebut memamerkan sesuatu?"

"Mengalahkan Goblin Overlord dengan empat orang. Kalau bukan bermaksud pamer, jadi itu maksudnya apa?"

Natt merasa tersinggung oleh pernyataan lelaki berjirah keperakan yang menutupi seluruh tubuh kecuali kepalanya.

"Bukankah tidak ada aturan yang melarang untuk mengalahan Goblin Overlord dengan party empat orang?" tukas Natt. "Memang benar jika dengan party enam orang akan bisa terbentuk kerja sama yang lebih baik. Namun itu bukan hal yang mutlak. Selama mengerti mekanisme monster dan memiliki rekan yang bisa diandalkan, semua itu bisa dilakukan dengan jumlah yang mencukupi."

"Jangan sok pintar, Newbie!" sergah lelaki tersebut. "Kalau hanya itu, aku sendiri juga bisa mengalahkan Goblin Overlord dengan satu pedangku!"

Emosi lelaki itu semakin naik. Natt mulai kesal terhadapnya. Tetapi, meladeni orang seperti dia adalah hal yang tidak membawa keuntungan bagi Natt.

"Jika hanya itu yang ingin kau bicarakan, maka kami akan pergi. Ada misi yang harus diselesaikan." Natt berbalik tanpa mendengarkan lagi ocehan lelaki tersebut. Meski lelaki itu terus menyuruhnya untuk berhenti, Natt dan kawan – kawan tetap melangkah pergi.

"Dia adalah Astronov dari Guild Arkadia," GranNea mulai berbicara setelah cukup jauh meninggalkan kelompok berseragam itu. "Dia bertanggung jawab untuk memberikan pelatihan kepada anggota guild yang baru."

"Semacam tutor? Dengan attitude seperti itu?"

GranNea sedikit tertawa sebelum melanjutkan ucapannya. "Meski begitu, dirinya adalah salah satu player veteran berlevel 90. Ia juga merupakan salah satu DPS barisan kedua dalam Guild Arkadia. Paling tidak, jangan mencari masalah dengannya. Karena dia tipe orang yang cukup toxic menanggapi hal sepele yang tidak sesuai dengan pemikirannya."

"Tentu saja, GranNea." Natt melepaskan senyumannya. "Misi Moddy jauh lebih penting dari pada menanggapi orang – orang seperti Astronov. Fokus pada apa yang sedang kita kerjakan adalah jalan terbaik untuk menikmati petualangan di Crown of Six."

"Ya! Ya! Benar sekali, Kapten!" Seru Moowah tiba – tiba dan menepuk bahu sang Assassin.

"Oi! Oi! Sejak kapan aku menjadi kapten?" keluh Natt.

GranNea tersenyum mengingat pertarungannya yang baru saja selesai. "Kalau dipikirkan lagi, gelar Kapten itu sangat cocok denganmu, Mas Rexhea."

"Berhentilah menggodaku, GranNea. Aku tidak kuat dengan hal seperti itu."

"Kapten Rexhea terdengar keren!" timpal Moddy. Matanya berbinar layaknya gemintang di langit malam. Ia pun langsung berlari ke depan Natt. "Sebutan itu sangat pantas untukmu, Mas Rexhea—maksudku, Kapten Rexhea!"

"Malah sebutan itu lebih cocok untukmu, Moddy," balas Natt seketika.

"Ehhhh!" Moddy terkesiap dan reaksinya itu mengundang tawa semuanya.

Selagi bercanda di dalam perjalanan, mereka pun telah tiba di depan Goblin Lair.