dapatkah kiranya cinta berlabuh di dalam jiwa, sedang hati gersang tak bersuara, berharap air berbuih singgah membasahi, hingga subur penuh Bunga nan mewangi, adakah cinta yang dapat menyentuh, tandusnya tanah yang tak pernah di sentuh, terlupakan hingga tak seorangpun memandang, bagai pajangan yang telah usang di ruang kegelapan, sirnalah harapan, tak berpeluang mengecap manis di atas pahit, tak berhak tawa di atas tangis,merintih sepanjang sejarah, kerana hati yang terluka, tiada obat yang mampu membantunya tegak berdiri, lesu layu tiada berguna, di abai hingga di singkirkan dari pandangan, hadirnya hanya sebuah kesialan bagi tiyap insan yang tak berpri kemanusiaan, bagaikan Qais kedua dalam sejarah percintaan, hanya dia tak Sudi lagi mengharap belas kasih kisah cinta, kerana cintanya telah hilang tak berjejak, hanya menyisakan misteri yang tak pernah terpecahkan,
haruskah selamanya seperti ini, melantunkan diri tiada tentu arah dan tujuan, di pandang gila karna penampilan, tak punya rumah sebagai tempat tinggal, takpunya cinta untuk bersahabat, tak punya pundak untuk berkisah,
dimana kau pujaan, mengapa kau lupakan janjimu yang selalu kau ucapkan, mengapa kau buat aku hilang dalam kesengsaraan, kau hancurkan setiap detik menit momen dalam kisah hidupku, ku ikuti langkahmu demi mencapai gemilang sebuah impian, namun yang ku dapat kau hilang di telan awan hitam,
kau SANDI, manusia tak berperasaan, kau tinggalkan aku sendirian, tega nya kau membuang ku dalam keramaian yang tak di kenal, aku ingin pulang, aku rindu bantal pink berenda yang kau berikan, aku rindu sebuah kenyamanan, aku rindu aku rindu, dengarkan jeritan ku jeritan hati ku, aku rinduuuuu sinar bulan yang terang tanpa awan tebal