semakin melambat langkah yang ku kayuh kan, dengan perut keroncongan berdemo ingin makan, namun nyali menciut setelah di buang berkali kali setelah mengemis belas kasihan, kini akhirnya aku sampai di ujung pasar, ada pohon besar yang ku harapkan mau menerimaku berteduh untuk menghela nafas, namun tiba tiba mataku buram, samar samar memandang ku lihat lelaki berjubah hitam, berlari ke arahku dengan berteriak kencang, tubuhku lunglai lemas tak dapat bertahan, aku hanya bisa mendengar apa yang di ucapkan orang orang, namun mataku sudah terpejam, dan aku hilang.