"Aku kembali, Dad," lirih Lucas dengan menahan segala sesak dalam hatinya. Satu tangannya kembali ingin meraih tangan kurus itu dengan getaran hebat tanpa ia tau kenapa bisa terjadi.
Lucas tersenyum getir saat tangannya berhasil menggenggam tangan kurus itu meski sebelumnya bergetar hebat juga ketakutan merayap ke seluruh tubuh. Ia hanya merasa lega karena bisa kembali menggenggam tangan itu setelah sekian lama, juga rasa bahagia sampai setetes air mata menjatuhi tangannya tanpa sengaja. Ia menangis? Yang benar saja.
"Maaf membuatmu khawatir selama ini. Aku hanya ingin menyadarkan diriku bahwa aku tak pantas menjadi anakmu, Dad. Tapi kau tau sendiri aku," ucap Lucas menggantung. "Gagal."